Arafah, Titik Puncak Haji yang Tak Boleh Dilewatkan

Jemaah haji berkumpul di Padang Arafah. Diam, duduk, dan berdoa—itulah inti dari wukuf yang menjadi rukun puncak ibadah haji. Foto: Yasir Gurbuz/ Pexels.

MEKKAH – Puncak ibadah haji 2025 segera tiba. Di antara semua rangkaian manasik, satu momen paling penting tak boleh dilewatkan: wukuf di Arafah.

Bagi umat Islam, wukuf bukan sekadar ritual. Ia adalah inti dari ibadah haji. Tanpa hadir di Arafah pada waktu wukuf, ibadah haji tidak sah. Karena itu, jemaah diimbau untuk memaknai momen ini dengan sepenuh hati.

“Haji adalah Arafah,” ujar Mustasyar Diniy PPIH Arab Saudi, KH. Moqsith Ghazali, dalam konferensi pers Kemenag.

Doa Terbaik Ada di Hari Arafah

Wukuf bukan hanya soal kehadiran fisik. Di Arafah, jemaah duduk, diam, dan berdoa. Tidak ada tawaf, tidak ada lempar jumrah. Namun, inilah waktu paling berharga untuk menyampaikan doa-doa terbaik langsung kepada Allah SWT.

“Sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah,” kata KH. Moqsith.

Ia mengingatkan agar jemaah berdoa hal-hal yang baik: memohon kesehatan, rezeki halal, anak saleh, dan keselamatan untuk orang lain. Jangan sampai momen sakral ini ternodai oleh doa-doa negatif atau kutukan.

Tak Harus Sempurna, tapi Harus Hadir

Pemerintah melalui Kementerian Agama sudah menyiapkan safari wukuf bagi jemaah lansia atau yang sedang sakit. Ini bentuk upaya agar siapa pun tetap bisa menjalankan wukuf, meskipun dalam kondisi lemah atau hanya bisa berbaring.

Baca juga: Wukuf di Arafah 2025, Puncak Spiritualitas Haji pada 5 Juni

Arafah memang bukan bagian dari kawasan Tanah Haram, berbeda dengan Mina dan Muzdalifah. Namun, justru di sinilah puncak spiritualitas haji terjadi. Sejarah mencatat, Arafah diyakini sebagai tempat pertemuan Nabi Adam dan Hawa setelah terpisah lama. Ada pula yang menyebut, tempat ini saksi saat malaikat Jibril memperkenalkan haji kepada Nabi Ibrahim AS.

Bentangan Padang Arafah dilihat dari udara. Tempat suci ini menjadi saksi pertemuan spiritual antara manusia dan Tuhannya pada hari wukuf. Foto: Haramainku.

Arafah berasal dari kata ‘arafa yang berarti “tahu” atau ta’aruf yang berarti “saling mengenal”. Di tempat inilah, manusia mengenal dirinya, Tuhannya, dan sesamanya.

Adab Ihram Tetap Dijaga

KH. Moqsith juga mengingatkan jemaah agar tetap menjaga adab selama dalam ihram. Meskipun hanya duduk di Arafah, larangan ihram tetap berlaku: tidak memotong kuku, tidak memakai pakaian berjahit, tidak membunuh binatang. Ini bukan waktu untuk lalai.

“Wukuf adalah titik temu spiritual paling dalam. Manfaatkan waktu ini untuk mendekat, bukan sekadar hadir secara fisik,” pungkasnya. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *