Pohon Angin, Inovasi Energi Terbarukan di Tol Probolinggo-Banyuwangi

Pekerja tengah memasang instalasi Hybrid Wind Tree di kawasan proyek tol Probolinggo-Banyuwangi. Struktur ini memadukan turbin angin dan panel surya sebagai sumber energi ramah lingkungan. Foto: Dok. Adhi Karya.

DI TENGAH lanskap beton dan aspal Probolinggo-Banyuwangi, sebuah pohon futuristik berdiri mencuri perhatian. Bukan pohon biasa, melainkan Hybrid Wind Tree, instalasi pembangkit listrik ramah lingkungan pertama yang dipasang di Indonesia oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI).

Proyek ini merupakan bagian dari upaya ADHI dalam mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam infrastruktur publik. Berlokasi di Kantor PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi, Jawa Timur, inisiatif ini digagas oleh Departemen Energi & Industrial ADHI. Lebih dari sekadar teknologi, Hybrid Wind Tree menjadi simbol komitmen menuju jalan tol hijau dan rendah emisi.

Meniru Alam, Menghadirkan Energi

Mengadopsi prinsip biomimikri, struktur Hybrid Wind Tree dirancang menyerupai pohon asli. Batangnya tegak, ‘daun’-nya berkilau. Tapi yang tampak cantik ini bukan hanya estetika. Di balik bentuk organiknya tersembunyi dua teknologi utama, Aeroleaf sebagai turbin angin sumbu vertikal, dan Solar Petal sebagai panel surya.

Baca juga: Swiss Ubah Rel Kereta Jadi Sumber Energi Terbarukan

Total 30 unit Aeroleaf yang terpasang mampu menghasilkan masing-masing hingga 300 Watt. Sementara 35 unit Solar Petal, terdiri dari panel berkapasitas 82 dan 200 Wattpeak, turut memanen cahaya matahari. Kombinasi keduanya memungkinkan sistem ini memproduksi daya hingga 12,4 kilowatt saat kondisi optimal.

Uniknya, turbin ini tetap bekerja efektif pada kecepatan angin rendah, mulai dari 2,5 meter per detik. Dengan begitu, potensi energi terbarukan dapat terus dimanfaatkan bahkan dalam kondisi minim angin.

Hybrid Wind Tree berdiri tegak di area Kantor PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi. Struktur biomimikri ini memanfaatkan energi angin dan matahari untuk mendukung operasional kantor secara berkelanjutan. Foto: Dok. Adhi Karya.

Energi yang dihasilkan disalurkan ke sistem baterai berkapasitas 28.800 Ah. Baterai ini kemudian menyuplai kebutuhan listrik kantor Jasamarga Probolinggo Banyuwangi, khususnya untuk penerangan, dengan beban sekitar 1.400 Watt. Langkah kecil yang berdampak besar dalam pengurangan emisi karbon harian.

Baca juga: Tak Perlu BBM, Sulawesi hingga Timor Bisa Hidup dari Energi Alam

“Hybrid Wind Tree tak hanya menghadirkan pembangkit alternatif, tapi juga menandai transformasi infrastruktur publik menuju era rendah karbon,” kata Corporate Secretary ADHI, Rozi Sparta, dalam keterbukaan informasi perusahaan. Menurutnya, keunggulan desain modular dan fleksibel menjadikan teknologi ini sangat adaptif di berbagai lokasi. Dari kawasan industri, smart city, kawasan wisata, hingga Ibu Kota Nusantara.

Jalan Menuju Infrastruktur Berkelanjutan

Inisiatif ini juga mencerminkan konsistensi ADHI dalam mengimplementasikan nilai-nilai Environmental, Social, and Governance (ESG). Ke depan, proyek ini diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi di berbagai proyek infrastruktur nasional lainnya, terutama di era transisi energi bersih yang kian mendesak.

Baca juga: Saat Angin Menjadi Tanda Tanya Masa Depan Energi

Dari satu “pohon angin”, ADHI membuka babak baru dalam praktik pembangunan infrastruktur. Teknologi hijau bukan lagi pelengkap, melainkan bagian utama dari narasi pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan berorientasi masa depan. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *