Polusi Udara: Bahaya Besar Kedua Setelah Tekanan Darah Tinggi

Jakarta, kota yang sering kali tercatat dalam peringkat tertinggi sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia oleh IQAir. Foto: Pixels.

HAI, Gen Z! Kamu tahu nggak kalau polusi udara adalah pembunuh terbesar kedua di dunia setelah tekanan darah tinggi? Menurut laporan State of Global Air yang dirilis pada 18 Juni 2024, sekitar 8,1 juta kematian di dunia tiap tahun terkait dengan polusi udara.

Bayi dan Anak Kecil Paling Rentan

Nggak bisa dipungkiri, polusi udara benar-benar jahat. Bayangin, dari 8,1 juta kematian itu, 709.000 adalah bayi di bawah usia lima tahun. Itu artinya 15 persen dari semua kematian di kelompok usia ini. Kebanyakan dari mereka terkena polusi udara di rumah, dari penggunaan bahan bakar kotor dan kompor berbahan bakar padat.

Menurut Earth.org, polusi udara dalam ruangan membunuh hampir 4 juta orang setiap tahun, dan ini sering terjadi di komunitas miskin.

Ketidakadilan Lingkungan di Negara Berkembang

Lebih dari 3 miliar orang di dunia masih menggunakan bahan bakar yang nggak bersih, terutama di negara-negara termiskin di Afrika, Amerika Latin, dan Asia. WHO menyatakan bahwa kurang dari 1 persen wilayah daratan global punya tingkat polusi udara yang aman.

Pada 2021, WHO menetapkan batas aman PM2.5 sebesar 15 mikrogram per meter kubik dalam 24 jam dan 5 mikrogram per meter kubik untuk tahunan. Negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah punya tingkat polusi 1,3 sampai 4 kali lebih tinggi dibandingkan negara maju.

Baca juga: Jakarta Diselimuti Kabut Polusi Parah, Terpolusi Kedua di Dunia

Polusi Udara dan Dampaknya yang Seram

Polusi udara nggak cuma menyebabkan kematian dini dan penyakit serius seperti penyakit paru obstruktif kronis, infeksi saluran pernapasan bawah, dan penyakit jantung iskemik. Ternyata, polusi juga bisa mempengaruhi otak kita!

Penelitian menunjukkan bahwa pencemaran udara yang terus-menerus bisa menurunkan kemampuan kognitif. Selain itu, lingkungan juga kena dampaknya, mulai dari hujan asam, cacat lahir, kegagalan reproduksi, hingga penyakit pada satwa liar. Hujan tercemar juga bisa merusak tanaman karena meningkatkan radiasi ultraviolet akibat penipisan ozon.

Bahan Bakar Fosil: Penyebab Utama Polusi

Tahu nggak? Bahan bakar fosil adalah penyumbang utama polusi, dengan lebih dari 75 persen emisi gas rumah kaca global dan hampir 90 persen dari seluruh emisi karbon dioksida. Meski sudah banyak seruan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, permintaan untuk minyak, gas alam, dan batu bara terus meningkat.

Pada 2023, emisi karbon dioksida global mencapai angka tertinggi dalam sejarah yaitu 37,4 miliar ton, dengan emisi dari batu bara menyumbang lebih dari 65 persen dari peningkatan tersebut.

Jadi, teman-teman Gen Z, mari jadi generasi yang peduli lingkungan!

Kurangi penggunaan bahan bakar fosil, dukung energi terbarukan, dan selalu jaga bumi kita. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *