
MENURUT laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), populasi dunia diproyeksikan akan mencapai puncaknya pada pertengahan 2080-an sebelum mengalami penurunan signifikan. Saat ini, jumlah penduduk global mencapai 8,2 miliar jiwa, dengan proyeksi akan meningkat menjadi 10,3 miliar dalam 60 tahun ke depan. Sebelum kemudian stabil pada 10,2 miliar pada akhir abad ini.
Penurunan ini menimbulkan pertanyaan penting: mengapa populasi dunia mengalami penyusutan? Faktor utamanya meliputi tingkat kesuburan yang rendah, terutama di negara-negara besar seperti Tiongkok.
Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Populasi Dunia
Di negara ini dan di banyak belahan dunia lainnya seperti Jepang, Thailand, dan beberapa negara Eropa, angka kelahiran menurun secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir.
“Dulu dikenal dengan populasi yang membludak. Tiongkok bahkan mengalami penurunan populasi untuk pertama kalinya sejak 1960-an,” demikian laporan dari IFL Science.
Trend serupa terjadi di berbagai negara dengan tingkat kesuburan yang tinggi seperti Italia, Spanyol, dan Korea Selatan. Perubahan ini menandai evolusi pesat dalam lanskap demografis global.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Ekonomi dan Sosial, Li Junhua, “Kita menghadapi penurunan yang lebih cepat dari yang perkiraan sebelumnya di beberapa wilayah dengan tingkat kesuburan tinggi.”
Hal ini menimbulkan implikasi yang luas, baik dari segi kebijakan sosial maupun lingkungan.
Namun, meskipun penurunan ini dianggap sebagai harapan dalam konteks penanganan pemanasan global—di mana populasi lebih sedikit berarti tekanan lingkungan yang lebih ringan—tak dapat dipungkiri bahwa tantangan tetap ada.
“Pertumbuhan populasi yang lebih lambat tidak menghilangkan kebutuhan untuk mengurangi dampak individu terhadap lingkungan,” demikian catatan dalam laporan tersebut.
Baca juga: Dampak Memilukan Perubahan Iklim Terhadap Perempuan
Penelitian sebelumnya pada tahun 2020 memperkirakan bahwa populasi global akan mencapai puncaknya pada tahun 2064 sekitar 9,7 miliar. Sebelum mengalami penurunan menjadi 8,8 miliar pada tahun 2100.
Jika penyusutan terjadi seperti yang diproyeksikan, ini akan menjadi penurunan pertama dalam populasi manusia global sejak Black Death pada abad ke-14 yang membawa perubahan mendasar dalam struktur sosial dan ekonomi dunia.