![](https://mulamula.id/wp-content/uploads/2024/08/jsc2024e0228952354-1.png)
NASA dan Boeing menghadapi krisis besar. Pesawat ruang angkasa Starliner menghadapi masalah teknis serius. NASA mungkin terpaksa mengembalikan Starliner ke Bumi tanpa awak, sementara astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bisa terjebak hingga 2025.
Masalah Teknis yang Mengancam Misi
Starliner diluncurkan pada 5 Juni 2024 lalu dengan tujuan ambisius, yakni membawa dua astronot NASA, Butch Wilmore dan Sunita Williams, ke ISS dalam misi perdana yang berawak.
Namun, perjalanan ini tidak berjalan mulus. Setelah mencapai orbit, Starliner mengalami serangkaian masalah teknis, termasuk lima kebocoran helium dan kegagalan pada sistem pengendalian reaksi (reaction control system) thruster.
Masalah-masalah ini menyebabkan NASA harus memperpanjang masa tinggal kedua astronot di ISS. Rencana awalnya hanya berlangsung selama satu minggu, menjadi berbulan-bulan.
Menurut Steve Stich, Manajer Program untuk Program Kru Komersial NASA, “Skenario terburuknya adalah beberapa mekanisme kegagalan yang terintegrasi, antara kebocoran helium dan pendorong RCS. Kami sedang mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk kemungkinan mengembalikan Starliner tanpa awak. Keputusan ini akan sangat bergantung pada hasil evaluasi kami terhadap masalah teknis yang ada.”
![](https://mulamula.id/wp-content/uploads/2024/08/53567602796_ae860f0346_k2354.png)
Dilema NASA: Mengembalikan Starliner Tanpa Awak?
Dengan masalah yang belum terselesaikan dan risiko yang semakin besar, NASA sedang mempertimbangkan untuk mengembalikan Starliner ke Bumi tanpa awak.
Pilihan ini muncul karena kekhawatiran bahwa masalah teknis tersebut bisa semakin memburuk saat pesawat kembali memasuki atmosfer Bumi.
Namun, skenario ini tidak sederhana, mengingat Starliner saat ini tidak dapat melepaskan diri dari ISS secara otomatis.
Memerlukan pembaruan perangkat lunak yang memadai agar manuver ini dapat berjalan, yang perkiraannya memakan waktu hingga empat minggu.
Ken Bowersox, Administrator Asosiasi untuk Direktorat Misi Operasi Antariksa NASA, menjelaskan, “Peluang kami untuk mengembalikan Starliner tanpa awak telah meningkat sedikit berdasarkan apa yang telah terjadi selama satu atau dua minggu terakhir. Namun sekali lagi, data baru yang masuk, analisis baru, diskusi yang berbeda – kita bisa saja bergeser ke arah yang berbeda.”
Menurut seorang juru bicara Boeing, “Kami bekerja keras untuk menyelesaikan masalah teknis pada Starliner dan memastikan pesawat dapat beroperasi dengan aman. Kami terus berkomunikasi dengan NASA untuk mengembangkan solusi terbaik.”
![](https://mulamula.id/wp-content/uploads/2024/08/imagefull-13731.png)
Penundaan Misi Crew-9 SpaceX
Tantangan ini tidak hanya berdampak pada Starliner, tetapi juga pada misi lain yang NASA. Peluncuran misi Crew-9 SpaceX, yang seharusnya berjalan pada 18 Agustus, kini terpaksa mundur hingga paling cepat 24 September.
Penundaan ini terjadi karena Crew-9 tidak bisa tiba di ISS sebelum pelabuhan docking yang saat ini ditempati Starliner dibebaskan.
“Kami mungkin perlu memutuskan kemungkinan pada pertengahan Agustus untuk memilih salah satu dari dua jalur yang ada untuk mencapai tanggal peluncuran Crew-9 pada 24 September,” tambah Steve Stich.
Apa yang akan Terjadi Selanjutnya?
Apapun keputusan yang diambil, situasi ini menunjukkan betapa kompleksnya tantangan yang dihadapi dalam eksplorasi luar angkasa.
Bagi NASA dan Boeing, menjaga keselamatan para astronot adalah prioritas utama. Sementara itu, dunia menantikan keputusan final yang akan menentukan nasib Starliner dan misi-misi antariksa selanjutnya. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.