
PERUBAHAN iklim tak hanya mengancam kehidupan manusia, tetapi juga melumpuhkan warisan dunia. Analisis terbaru dari Climate X menunjukkan bahwa 50 situs warisan dunia UNESCO terancam mengalami kerusakan parah akibat dampak perubahan iklim. Di antara daftar tersebut, tiga situs berada di Indonesia: sistem pertanian Subak di Bali, Tambang Batu Bara Ombilin di Sumatera Barat, dan Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ketiga situs ini menghadapi ancaman besar dari berbagai bencana iklim, seperti kenaikan permukaan air laut, suhu ekstrem, banjir, serta risiko kekeringan. Tanpa upaya mitigasi yang signifikan, keberadaan mereka bisa lenyap dalam beberapa dekade mendatang.
Warisan Bernilai Tinggi yang Terancam Lenyap
Laporan Climate X yang berbasis di London ini menganalisis dampak perubahan iklim terhadap 500 situs warisan dunia. Hasilnya, 50 di antaranya diprediksi mengalami kerusakan parah pada tahun 2050 jika emisi gas rumah kaca (GRK) tidak ditekan secara drastis.
CEO Climate X, Lukky Ahmed, menegaskan bahwa situs-situs ini bukan sekadar peninggalan sejarah, melainkan bagian dari peradaban manusia yang bernilai tinggi. “Dampak perubahan iklim pada situs-situs ini sangat besar. Bukan hanya warisan masa lalu yang terancam, tetapi juga masa kini dan masa depan kita,” ujarnya, mengutip dari The Ethos.
Baca juga: Krisis Iklim, Bagaimana Dunia Berubah dalam 2 Derajat?
Ia menambahkan bahwa ancaman ini juga membawa dampak sosial dan ekonomi global. Jika situs-situs ini hilang, bukan hanya aspek budaya yang tergerus, tetapi juga sektor pariwisata dan perekonomian masyarakat setempat.
Tiga Situs Indonesia dalam Ancaman Serius
- Sistem Pertanian Subak, Bali
Subak merupakan sistem irigasi tradisional warisan turun-temurun sejak abad ke-9. Terkenal dengan prinsip filosofi “Tri Hita Karana”—harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan—Subak menjadi simbol keseimbangan ekologi dan budaya. Namun, peningkatan suhu global dan ketidakpastian pola hujan mengancam produktivitas pertanian ini, memicu risiko gagal panen dan krisis air. - Tambang Batu Bara Ombilin, Sumatera Barat
Situs bersejarah ini merupakan tambang batu bara tertua di Asia Tenggara yang dibangun sejak era kolonial Belanda. Sayangnya, intensitas hujan yang tinggi dan erosi tanah akibat perubahan iklim meningkatkan risiko longsor serta degradasi struktur bangunan. Jika tidak ada upaya konservasi yang serius, warisan industri ini bisa hilang dalam beberapa dekade mendatang. - Taman Nasional Komodo, NTT
Rumah bagi kadal purba Komodo (Varanus komodoensis), taman nasional ini menghadapi ancaman kenaikan permukaan air laut dan suhu ekstrem. Perubahan iklim dapat mengganggu ekosistem lokal, termasuk ketersediaan makanan bagi komodo, serta meningkatkan risiko kebakaran hutan yang dapat menghancurkan habitat satwa langka ini.
Baca juga: Pola Makan Nabati, Solusi Strategis Mengatasi Perubahan Iklim

Peringatan Keras bagi Pemerintah dan Masyarakat Global
Menurut Climate X, temuan ini harus menjadi alarm bagi pemerintah, pelestari lingkungan, dan masyarakat dunia untuk segera bertindak. “Upaya perlindungan planet harus menjadi prioritas utama. Kita perlu melestarikan monumen kuno, aset infrastruktur, dan kehidupan yang ada saat ini dan di masa depan,” kata Ahmed.
Baca juga: Sepertiga Bumi Bisa Tak Layak Huni, Dunia di Ambang Krisis
Teknologi permodelan yang digunakan oleh Climate X memungkinkan para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan sektor swasta, untuk mengambil langkah mitigasi berbasis data. Langkah ini dapat mencakup perlindungan ekosistem, penguatan infrastruktur, serta pengurangan emisi karbon untuk meminimalisir dampak perubahan iklim terhadap situs-situs bersejarah.
Langkah Konservasi, Bukan Sekadar Wacana
Kehancuran warisan dunia bukan hanya soal kehilangan sejarah, tetapi juga dampaknya terhadap ekosistem, ekonomi, dan masyarakat. Di Indonesia, memerlukan kebijakan nyata yang berpihak pada konservasi lingkungan, termasuk memperkuat regulasi pengelolaan warisan dunia, mendorong penggunaan energi terbarukan, serta meningkatkan kesadaran publik tentang perubahan iklim.
Baca juga: Krisis Iklim Vs Janji Negara: Tenggat Terlewat, Aksi Masih Samar
Tanpa aksi konkret, ancaman terhadap Subak, Tambang Ombilin, dan Taman Nasional Komodo bisa menjadi kenyataan lebih cepat dari perkiraan. Melindungi warisan dunia bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama untuk generasi mendatang. ***