AI vs Influencer, Apakah Kreator Konten Manusia akan Tergeser?

Influencer berbasis AI semakin mendominasi. Apakah ini ancaman atau peluang bagi kreator manusia?Foto: Ilustrasi/ Cottonbro/ Pexels.

TEKNOLOGI kecerdasan buatan (AI) terus berkembang. Kini, AI tak hanya mengotomatisasi tugas teknis, tetapi juga mulai merambah industri kreatif. Dari model virtual hingga chatbot interaktif, AI kini mampu membuat konten yang menarik, menantang dominasi influencer manusia.

Fenomena Influencer Virtual

Influencer berbasis AI semakin populer. Beberapa bahkan memiliki jutaan pengikut dan kontrak brand besar. Contohnya:

  • Lil Miquela – Avatar digital dengan 2,6 juta pengikut di Instagram, bekerja sama dengan Prada dan Samsung.
  • Noonoouri – Model virtual yang menjadi wajah kampanye Dior dan Valentino.
  • AI KOL di China – Digunakan dalam live streaming e-commerce, mampu berinteraksi dengan pelanggan secara real-time.

Popularitas mereka menunjukkan bahwa brand mulai melihat potensi besar dalam AI sebagai wajah pemasaran digital.

Keunggulan AI Dibanding Influencer Manusia
  1. Konsistensi Tanpa Kelelahan
    AI tidak mengalami burnout, selalu tersedia 24/7, dan bisa menghasilkan konten dalam jumlah besar tanpa jeda.
  2. Biaya Lebih Efisien
    Brand tidak perlu membayar biaya perjalanan, gaji tinggi, atau menghadapi tuntutan hukum seperti dengan influencer manusia.
  3. Dapat Disesuaikan Sesuai Target Pasar
    AI bisa diprogram untuk berbicara dalam berbagai bahasa, mengikuti tren global, dan menyesuaikan persona dengan audiens yang berbeda.

Baca juga: Celebrity Endorsement vs Algoritma’ di Pilpres AS 2024

Bisakah AI Menggantikan Influencer Manusia?

Meski AI menawarkan banyak keunggulan, influencer manusia masih memiliki keunikan yang sulit ditiru:

  • Koneksi Emosional – Audiens cenderung lebih terhubung dengan manusia asli dibanding avatar digital.
  • Autentisitas dan Cerita Pribadi – Konten yang mengandung pengalaman hidup nyata lebih menarik bagi pengikut.
  • Kreativitas Tanpa Batas – AI masih terbatas dalam memahami konteks budaya dan tren yang berkembang secara organik.

Baca juga: AI vs Jurnalis, Masa Depan Media di Era Otomatisasi

Ketika influencer virtual semakin mendominasi, apakah keunikan manusia masih tak tergantikan? Foto: Ilustrasi/ Plann/ Pexels.
Masa Depan, Kolaborasi atau Kompetisi?

Daripada melihat AI sebagai ancaman, influencer bisa menggunakannya sebagai alat bantu. Beberapa strategi yang dapat diterapkan:

  • Menggunakan AI untuk Editing dan Riset Konten
    AI dapat membantu dalam analisis tren dan otomatisasi tugas teknis.
  • Membuat Kolaborasi dengan Avatar AI
    Influencer bisa bekerja sama dengan model virtual untuk memperluas jangkauan pasar.
  • Memanfaatkan AI untuk Meningkatkan Engagement
    Chatbot AI dapat digunakan untuk meningkatkan interaksi dengan pengikut secara otomatis.

Baca juga: Mengapa Gen Z Menjadi Generasi Kekuatan Konsumen Terbesar?

Influencer manusia tidak akan sepenuhnya tergantikan oleh AI, tetapi mereka harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Kreativitas dan personalitas tetap menjadi faktor utama yang membedakan influencer manusia dari avatar digital.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *