
DI ERA serba digital, kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat dan semakin meresap ke berbagai sektor, mulai dari pekerjaan hingga pendidikan. Gen Z, yang terkenal adaptif terhadap teknologi, menghadapi peluang sekaligus tantangan baru dalam menyongsong masa depan yang lebih terotomatisasi.
Perusahaan kini semakin banyak mengadopsi teknologi AI untuk otomatisasi tugas rutin, dari layanan pelanggan hingga analisis data.
Laporan World Economic Forum memperkirakan bahwa hingga 85 juta pekerjaan akan terdisrupsi oleh teknologi otomatisasi pada 2025. Namun, peluang baru juga muncul. Perkiraannya, Sekitar 97 juta pekerjaan baru muncul, khususnya bidang-bidang yang membutuhkan keahlian digital tinggi seperti pengembangan perangkat lunak, analitik data, dan AI itu sendiri.
Baca juga: Revolusi Digital Bank, Satu AI Gantikan 500 Karyawan
“Gen Z memiliki keunggulan dengan kecepatan adaptasi teknologi, tetapi mereka harus siap mengasah keterampilan yang tak tergantikan oleh AI, seperti kemampuan analitis, kepemimpinan, dan kreativitas,” ungkap seorang konsultan karir di Jakarta.
Keahlian-keahlian ini perkiraannya akan semakin jadi kebutuhan untuk mengisi peran-peran baru yang membutuhkan pemikiran kritis.
AI dalam Pendidikan: Membantu Belajar atau Justru Mengurangi Kreativitas?
Dalam dunia pendidikan, AI telah mengubah cara belajar dan mengajar. Platform seperti Duolingo dan Khan Academy kini menggunakan AI untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal. Teknologi ini menyesuaikan bahan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, memungkinkan mereka belajar dengan ritme yang sesuai dan fokus pada area yang perlu peningkatkan.
Baca juga: 92 Persen Pekerja Kantoran Indonesia Pakai AI, Kalahkan Persentase Global
Namun, beberapa ahli memperingatkan bahwa terlalu mengandalkan AI bisa membatasi perkembangan keterampilan kreatif dan kritis. “Ada kekhawatiran bahwa AI bisa membuat siswa bergantung pada teknologi, sehingga kurang melatih pemikiran kritis dan kreativitas,” ujar seorang dosen di Universitas Indonesia.
Baca juga: Masa Depan Karier Gen Z: Siapkah Kamu Hadapi Era AI?
Meski begitu, banyak juga mahasiswa yang mengakui bahwa AI membantu mereka belajar lebih efektif dengan kemudahan akses informasi dan fleksibilitas waktu belajar.
Adaptasi dan Penguasaan Digital
Mengingat pesatnya perkembangan AI, Gen Z perlu mempersiapkan diri dengan keterampilan yang relevan. Menurut Deloitte, beberapa keahlian penting untuk masa depan antara lain adalah literasi digital, kemampuan analisis data, serta keterampilan interpersonal yang baik. Selain itu, pemahaman dasar tentang cara kerja AI, seperti machine learning dan data science, dapat menjadi nilai tambah yang signifikan.
Baca juga: Ilmuwan Pionir Bidang Pembelajaran Mesin Raih Nobel Fisika 2024
Banyak universitas dan lembaga pelatihan kini menawarkan kursus terkait AI, baik untuk pemula maupun tingkat lanjut. Program-program ini dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa dengan kompetensi yang dapat digunakan langsung di dunia kerja.
“Menguasai teknologi adalah modal utama di era ini, namun tetap penting untuk menyeimbangkannya dengan soft skills,” tambah konsultan karir tadi.
Masa Depan AI dan Peran Gen Z
Dengan AI yang terus berkembang, dunia kerja dan pendidikan akan berubah lebih cepat dari sebelumnya. Gen Z, sebagai generasi yang paling siap menghadapi perubahan ini, dituntut untuk terus mengembangkan keterampilan baru dan berpikir secara kritis mengenai penggunaan teknologi.
Bagi mereka yang siap beradaptasi dan belajar, AI dapat menjadi alat yang kuat untuk meraih keberhasilan.
Baca juga: Akankah AI Menggantikan Programmer? Ketakutan vs Realitas
Kecerdasan buatan adalah bagian dari masa depan, dan bagi Gen Z, persiapan menjadi kunci utama dalam menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh era digital ini. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.