Akankah AI Menggantikan Programmer? Ketakutan vs Realitas

Banyak programmer khawatir pekerjaan mereka tergantikan oleh AI. Namun, para pakar menyatakan AI justru bisa meningkatkan efisiensi dan kreativitas mereka. Foto: Ilustrasi/ Cottonbro Studio/ Pexels.

DI TENGAH pesatnya perkembangan teknologi, kecerdasan buatan (AI) semakin mengubah wajah dunia pemrograman. Banyak programmer yang merasa khawatir bahwa pekerjaan mereka akan tergantikan oleh AI. Namun, pandangan dari para pemimpin industri, termasuk CEO Google, memberikan perspektif baru yang perlu diperhatikan.

Menurut CEO Alphabet dan Google, Sundar Pichai, ketakutan akan penggantian pekerjaan oleh AI tampaknya tidak beralasan.

Pichai menyatakan, “AI akan membantu orang menyelesaikan pekerjaannya. Untuk para programmer, AI akan meningkatkan efisiensi dan meringankan beban kerja mereka, sehingga bisa fokus pada hal-hal yang lebih kreatif.”

Baca juga: 92 Persen Pekerja Kantoran Indonesia Pakai AI, Kalahkan Persentase Global

Dengan kata lain, AI bukanlah ancaman, melainkan alat yang dapat memperkuat kemampuan programmer.

Meningkatkan Aksesibilitas Coding

Dilansir dari Wccftech, Pichai menambahkan bahwa kehadiran AI di bidang teknologi informasi akan mempermudah lebih banyak orang untuk belajar coding.

“AI dapat menurunkan tingkat kesulitan coding dan pembuatan program komputer,” jelasnya.

Ini berarti lebih banyak individu yang sebelumnya merasa tidak mampu, kini dapat belajar pemrograman dengan bantuan AI.

Baca juga: Spesialis Keberlanjutan, Aman dari Ancaman AI hingga 2027

Pendiri Google Brain, Andrew Ng, juga sependapat dengan Pichai. Ia menegaskan bahwa AI tidak akan menggantikan pekerjaan manusia, tetapi orang yang mahir menggunakan AI akan memiliki keunggulan.

“Orang yang telaten menggunakan AI akan jauh lebih cerdas dalam bekerja ketimbang mereka yang tidak memahami pemanfaatan AI,” ungkap Ng.

Dalam konteks ini, para programmer yang menguasai alat-alat AI akan lebih berharga di pasar kerja.

Kolaborasi Manusia dan AI

Menurut laporan dari McKinsey, lebih dari 60% pekerjaan dapat diotomatisasi hingga sebagian, namun ini tidak berarti akan ada penggantian total.

Banyak posisi yang akan berkembang dan beradaptasi dengan kehadiran AI. Dalam banyak kasus, otomatisasi hanya menggantikan tugas-tugas repetitif, memberi ruang bagi manusia untuk berkonsentrasi pada kreativitas dan strategi.

Baca juga: Ada Kementerian Terancam Lumpuh Akibat Serangan Hacker

Ketakutan bahwa AI akan menggantikan programmer adalah hal yang wajar. Namun, pandangan dari tokoh-tokoh terkemuka menunjukkan bahwa AI justru dapat menjadi mitra yang memberdayakan.

Programmer yang mampu berkolaborasi dengan AI akan memiliki keunggulan kompetitif di masa depan.

Dengan memahami dan memanfaatkan teknologi ini, programmer dapat menghadapi tantangan dan menciptakan peluang baru.

Di era digital ini, yang terpenting adalah keterbukaan untuk belajar dan beradaptasi. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *