BELAKANGAN ini, beberapa aplikasi yang dikembangkan oleh pemerintah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Bukan karena fungsinya, melainkan karena nama-nama yang digunakan terkesan kontroversial. Bahkan menyentuh ranah seksual dan bias gender. Netizen ramai-ramai mengomentari dan mengkritik penamaan aplikasi-aplikasi ini.
Nama-nama Aplikasi yang Mengundang Perhatian
SiPEPEK
Aplikasi ini berasal dari Kabupaten Cirebon. Nama SiPEPEK adalah singkatan dari “Sistem Pelayanan Program Penanggulangan Kemiskinan dan Jaminan Kesehatan”.
Namun, kata “pepek” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kemaluan perempuan, yang tentu saja mengundang kontroversi.
Menurut Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, Indra Fitriani, nama tersebut dipilih sebagai bentuk pelestarian bahasa daerah di mana “pepek” berarti lengkap atau komplit dalam bahasa Cirebon.
Simontok
Aplikasi milik Pemerintah Kota Surakarta ini memiliki kepanjangan “Sistem Monitoring Stok dan Kebutuhan Pangan Pokok”.
Meskipun namanya terkesan lucu, fungsinya cukup serius, yaitu untuk memonitor stok pangan pokok di Kota Solo. Sayangnya, aplikasi ini belum menunjukkan data yang signifikan saat dicek.
Sisemok
Dikembangkan oleh Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Sisemok adalah singkatan dari “Sistem Informasi Organisasi Kemasyarakatan”. Aplikasi ini bertujuan mempermudah pengajuan terkait ormas, partai politik, dan yayasan.
Nama yang unik ini menarik perhatian netizen, terutama karena peluncurannya bertepatan dengan masa pandemi Covid-19.
SISKA KU INTIP
Aplikasi yang dikembangkan oleh Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan ini memiliki kepanjangan “Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti – Plasma”.
Program ini bertujuan meningkatkan populasi ternak sapi dan pendapatan peternak. Namun, nama tersebut mengundang tawa dan berbagai reaksi dari netizen karena terkesan vulgar.
Baca juga: Viral di TikTok: Cek Khodam, Tren Mistis Jadi Hiburan
i-Pubers
Kementerian Pertanian bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia (Persero) menciptakan aplikasi ini. “i-Pubers” merupakan singkatan dari “Integrasi Pupuk Bersubsidi”.
Aplikasi ini berfungsi untuk mencatat transaksi pupuk bersubsidi secara real-time dengan fitur geo-tagging dan time-stamp.
SiCantik
Ada dua aplikasi pemerintah yang menggunakan nama ini. Pertama, aplikasi layanan perizinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP). Kedua, aplikasi kehadiran dan kinerja pegawai di Pemerintah Kabupaten Bogor.
Meskipun namanya menarik, penggunaannya di dua aplikasi yang berbeda menimbulkan kebingungan.
SITHOLE
Pengadilan Negeri Semarang mengembangkan aplikasi ini dengan nama yang kontroversial. “Sistem Informasi Konsultasi Hukum Online” ini ditujukan untuk memberikan konsultasi hukum gratis.
Sayangnya, netizen mengaitkan nama “SITHOLE” dengan frasa dalam bahasa Inggris yang berarti anus, sehingga menuai kritik.
Baca juga: Jepang Luncurkan Aplikasi Perjodohan untuk Atasi Masalah Kelahiran Rendah
Reaksi Netizen
Netizen mengomentari dan mengkritik nama-nama aplikasi ini dalam berbagai Thread di media sosial. Kebanyakan dari mereka menganggap penamaan tersebut kurang pantas dan seharusnya dipertimbangkan lebih matang.
Meski demikian, aplikasi-aplikasi ini tetap berfungsi sesuai tujuan awalnya, yaitu memberikan layanan publik yang lebih baik.
Penamaan aplikasi pemerintah memang penting untuk menarik perhatian dan mudah diingat. Namun, perlu diperhatikan juga makna dan konotasi dari nama tersebut agar tidak menimbulkan kontroversi yang tidak perlu.
Pemilihan nama yang tepat akan membantu meningkatkan citra dan penerimaan aplikasi di masyarakat. ***