
Pengantar Redaksi
Dalam seri artikel Negara-Negara yang Berganti Nama, kita mengulas kisah negara-negara yang mengubah namanya karena berbagai alasan—dari warisan kolonial, konflik geopolitik, hingga penguatan identitas nasional. Kali ini, kita menelusuri kisah Bangladesh, negara yang lahir dari perjuangan panjang melawan Pakistan dan mengubah namanya sebagai simbol kemerdekaan.
Dari Pakistan Timur ke Bangladesh
BAYANGKAN sebuah negara yang berjuang selama puluhan tahun untuk mendapatkan pengakuan atas bahasa, budaya, dan hak politiknya sendiri. Itulah yang dialami Bangladesh sebelum merdeka.
Setelah India merdeka dari Inggris pada 1947, wilayah ini menjadi bagian dari Pakistan Timur, sementara Pakistan Barat (kini Pakistan) berada ribuan kilometer jauhnya. Meskipun memiliki populasi lebih besar, Pakistan Timur kerap diperlakukan sebagai wilayah kelas dua oleh pemerintah pusat di Pakistan Barat.
Ketegangan semakin memuncak ketika pemerintah Pakistan mencoba memberlakukan bahasa Urdu sebagai satu-satunya bahasa resmi, mengesampingkan bahasa Bengali yang digunakan oleh mayoritas penduduk Pakistan Timur.
Protes besar pun terjadi, termasuk Gerakan Bahasa Bengali 1952, yang akhirnya berhasil membuat Bengali menjadi bahasa resmi kedua Pakistan pada 1956.
Baca juga: Myanmar, Perubahan Nama yang Kontroversial
Namun, masalah tidak berhenti di situ. Ketidakadilan ekonomi, politik, dan represifnya pemerintahan pusat terhadap Pakistan Timur terus memicu perlawanan. Hingga akhirnya, pada 1971, perang pecah antara Pakistan Timur dan Pakistan Barat, yang berujung pada lahirnya negara baru: Bangladesh.
Bangladesh, Nama yang Merepresentasikan Bangsa
Setelah kemenangan dalam Perang Kemerdekaan Bangladesh pada Desember 1971, negara baru ini tidak lagi ingin dikaitkan dengan Pakistan. Maka, nama Bangladesh dipilih, yang berarti “Negeri Bangla”, merujuk pada etnis dan bahasa Bengali yang dominan di negara ini.

Perubahan nama ini bukan hanya simbol kemerdekaan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap perjuangan panjang rakyat Bangladesh dalam mempertahankan bahasa, budaya, dan hak-hak politik mereka.
Baca juga: Sri Lanka, dari Ceylon ke Identitas Baru
Bangladesh dalam Angka
- Luas wilayah: 148.460 km² (sedikit lebih kecil dari Pulau Sumatra)
- Jumlah penduduk: 169,4 juta jiwa (2023)
- PDB nominal (2023): $460 miliar
- PDB per kapita (2023): $2.700
Bangladesh kini terkenal sebagai salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia, didukung oleh industri tekstil, ekspor garmen, serta sektor jasa dan pertanian.
Dampak Perubahan Nama
- Identitas nasional yang lebih kuat – Bangladesh bukan lagi bagian dari Pakistan, melainkan negara merdeka dengan bahasa dan budaya sendiri.
- Peningkatan hubungan diplomatik – Sejak berganti nama dan merdeka, Bangladesh mulai membangun hubungan erat dengan berbagai negara, termasuk India, Tiongkok, dan AS.
- Perkembangan ekonomi yang pesat – Sejak lepas dari bayang-bayang Pakistan, Bangladesh berhasil membangun industrinya sendiri, terutama di sektor manufaktur.
Baca juga: Makedonia Utara, Nama Baru demi Masa Depan Baru
Nama yang Mengandung Sejarah
Perubahan nama dari Pakistan Timur menjadi Bangladesh bukan sekadar keputusan administratif. Itu adalah simbol perjuangan panjang melawan penindasan, memperjuangkan identitas nasional, dan menegaskan kemerdekaan. Hari ini, Bangladesh berdiri sebagai negara yang semakin maju, dengan masa depan yang penuh harapan. ***
📢 Besok: Sri Lanka, dari Ceylon ke Identitas Baru
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.