Desember & Cuaca Ekstrem, Apa yang Perlu Diwaspadai Jabodetabek?

BMKG perpanjang peringatan cuaca ekstrem Jabodetabek hingga 15 Desember 2024, curah hujan bisa mencapai 100 mm per hari. Masyarakat diminta waspada terhadap risiko banjir dan bencana hidrometeorologi. Foto: Ilustrasi/ Gleive Marcio Rodrigues de Souza/ Pexels.

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperpanjang peringatan dini cuaca ekstrem untuk wilayah Jabodetabek hingga 15 Desember 2024. Langkah ini diambil seiring meningkatnya intensitas curah hujan, yang diperkirakan mencapai puncak hingga 100 mm per hari pada tanggal tersebut.

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, curah hujan yang terus meningkat menjadi tantangan besar bagi wilayah aglomerasi ini. “Peringatan dini diperpanjang karena potensi cuaca ekstrem yang diprediksi mencapai puncaknya pada 15 Desember. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya,” jelasnya.

Bibit Siklon Tropis dan Pengaruhnya

Fenomena atmosfer menjadi salah satu penyebab cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek. BMKG melaporkan keberadaan dua bibit siklon tropis, yaitu 91S dan 93S, yang terdeteksi di Samudera Hindia.

  • Siklon Tropis 91S terpantau di barat daya Lampung dengan kecepatan angin maksimum 25 knot dan tekanan udara minimum 1003 hPa.
  • Siklon Tropis 93S berada di selatan Pulau Sumba dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1002 hPa.

Meski potensi kedua bibit siklon ini berkembang menjadi siklon tropis rendah, dampaknya tetap signifikan dalam meningkatkan intensitas hujan di berbagai wilayah.

Baca juga: Jakarta Lanjutkan Rekayasa Cuaca untuk Cegah Banjir Desember

Fenomena Atmosfer Lainnya

Selain siklon tropis, beberapa fenomena atmosfer turut memengaruhi cuaca ekstrem di Indonesia:

  1. Madden-Julian Oscillation (MJO): Fenomena ini mendukung pembentukan awan hujan intensif, terutama di Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Papua.
  2. Gelombang Rossby dan Kelvin: Aktivitas ini meningkatkan peluang hujan lebat di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia.
  3. Sirkulasi Siklonik: Menguatkan proses pengangkatan udara dan pembentukan awan hujan dengan intensitas tinggi.

“Kombinasi fenomena ini menciptakan kondisi atmosfer yang sangat mendukung peningkatan curah hujan. Masyarakat perlu mewaspadai dampaknya, seperti banjir dan tanah longsor,” imbuh BMKG dalam laporan cuaca mingguan.

Antisipasi dan Kewaspadaan

BMKG terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terkini untuk masyarakat. Peringatan dini telah dikeluarkan untuk wilayah rawan bencana, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Dengan curah hujan yang diperkirakan meningkat hingga pertengahan Desember, masyarakat diimbau untuk:

  • Memantau informasi cuaca dari sumber terpercaya.
  • Menghindari wilayah rawan banjir dan longsor.
  • Memastikan kesiapan lingkungan, seperti saluran air yang tidak tersumbat.

Cuaca ekstrem menjadi pengingat penting akan perlunya mitigasi bencana dan kesiapan bersama menghadapi tantangan alam. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *