![](https://mulamula.id/wp-content/uploads/2024/08/WhatsApp-Image-2024-08-11-at-15.05.56-2-1024x829.jpeg)
LANGIT politik Partai Golkar mulai bergejolak sejak Airlangga Hartarto mengambil alih kepemimpinan sebagai Ketua Umum. Dikenal sebagai sosok teknokrat dengan visi modernisasi partai, Airlangga tidak pernah lepas dari badai politik yang mengancam kursinya.
Gelombang perlawanan datang dari berbagai arah. Baik dari dalam tubuh partai maupun dari luar, yang akhirnya memaksa Airlangga untuk mengundurkan diri pada Sabtu (10/8/2024) malam yang mengejutkan.
Awal Mula Guncangan: Kasus CPO dan Langkah Prabowo
Upaya pertama untuk menggoyang kursi Airlangga dimulai dengan kasus korupsi Persetujuan Ekspor (PE) Crude Palm Oil (CPO) yang menyeret namanya ke meja penyidik Kejaksaan Agung.
Meskipun statusnya hanya sebagai saksi, pemeriksaan yang berlangsung selama hampir 13 jam ini cukup untuk menimbulkan kecurigaan dan spekulasi di kalangan kader Golkar dan lawan politiknya.
Isu ini menjadi bahan bakar yang memperkuat upaya untuk melemahkan kepemimpinan Airlangga.
Baca juga: Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar
Namun, Airlangga menunjukkan bahwa ia bukanlah sosok yang mudah dijatuhkan. Ketika Golkar dan PAN secara mendadak merapat ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024, banyak yang melihat langkah ini sebagai bentuk manuver cerdas Airlangga untuk mengamankan posisinya.
Namun, di balik keputusan strategis ini, terdapat desas-desus bahwa deklarasi tersebut dilakukan secara mendadak, meski Airlangga bersikeras bahwa pembicaraan sudah berlangsung sejak lama.
![](https://mulamula.id/wp-content/uploads/2024/08/WhatsApp-Image-2024-08-11-at-16.22.21-1024x810.jpeg)
Golkar Melejit, Tapi Guncangan Tak Terbendung
Di tengah semua tekanan itu, Golkar berhasil mencatatkan hasil yang menggembirakan di Pemilu Legislatif 2024. Partai berlambang pohon beringin ini berhasil meraih 15,28% suara, naik 3% dari Pemilu 2019.
Keberhasilan ini seharusnya menjadi tameng bagi Airlangga dari segala upaya untuk melengserkannya. Namun, ternyata tidak.
Justru di tengah euforia kemenangan, isu mengenai Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) kembali mencuat.
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa sejumlah kader kuat belum mendapat dukungan di Pilkada. Dan hal ini digunakan sebagai alasan untuk menggoyang posisi Airlangga.
Meskipun ia dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada rencana untuk menggelar Munaslub, isu tersebut terus berkembang dan menjadi tekanan yang sulit terbendung.
![](https://mulamula.id/wp-content/uploads/2024/08/WhatsApp-Image-2024-08-11-at-16.17.52-1024x831.jpeg)
Akhir yang Tak Terelakkan: Airlangga Mundur
Setelah menghadapi berbagai tekanan dan intrik politik, Airlangga akhirnya memilih untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Keputusannya pada Sabtu malam itu mengejutkan banyak pihak. Terutama para kader yang masih berharap kepemimpinan Airlangga dapat membawa Golkar ke puncak kejayaan di Pilkada mendatang.
Pengunduran diri ini, konon terkait dengan sulitnya negosiasi dalam penentuan calon di beberapa daerah kunci, seperti Pilkada Sumut, Jawa Barat, Banten, Jakarta, dan Jawa Tengah.
Meskipun demikian, Airlangga tetap mempertahankan martabatnya. Ia menyatakan bahwa langkah ini demi menjaga keutuhan partai dan stabilitas politik dalam menghadapi transisi pemerintahan yang akan datang.
Airlangga mungkin telah mundur, tetapi jejak perjuangannya dalam dinamika politik Golkar akan terus hidup.
Di balik layar, pergolakan politik terus berlanjut, menandakan bahwa drama di Partai Golkar belum akan berakhir dalam waktu dekat. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.