Fenomena Produk Berkelanjutan: Kesadaran vs Hambatan Harga

Rio Zakarias (kanan) bersama tiga narasumber berdiskusi tentang ekonomi sirkular dan praktik keberlanjutan dalam Impact Talk di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2024). Foto: Dok/Socialimpact.ID.

JAKARTA, Mulamula.id – Pendiri SocialImpact.ID, Rio Zakarias, mengungkapkan tantangan signifikan yang dihadapi dalam dunia produk ramah lingkungan. Meskipun kesadaran akan pentingnya keberlanjutan terus meningkat, harga produk-produk tersebut tetap tinggi. Sehingga menciptakan dilema besar tentang bagaimana menjembatani kesenjangan antara keinginan masyarakat untuk berkontribusi pada keberlanjutan dan keterjangkauan produk.

Forum Impact Talk Menggali Solusi

Dalam diskusi terbaru Impact Talk yang digagas Socialimpact.ID, di Taman Ismail Jakarta, akhir pekan lalu, Rio Zakarias mengajukan sejumlah pertanyaan penting untuk membahas isu ini:

  • Peran Media: Bagaimana media dapat mempengaruhi perilaku konsumen untuk menurunkan harga produk berkelanjutan?
  • Ekonomi Sirkular dan Kebijakan Pemerintah: Apa peran ekonomi sirkular dalam menekan biaya produksi dan harga akhir produk? Bagaimana kebijakan pemerintah dapat mendukungnya?
  • Inovasi Perusahaan: Bagaimana perusahaan dapat berinovasi untuk membuat produk ramah lingkungan lebih terjangkau sambil tetap mempertahankan komitmen terhadap keberlanjutan?
Media dan Film: Kunci untuk Meningkatkan Kesadaran

Jalal, penggiat film dan provokator keberlanjutan, menjelaskan bahwa media, termasuk film, memiliki kekuatan besar dalam mengubah perilaku konsumen.

“Dengan lebih banyak film dan kampanye media yang menyoroti pentingnya produk berkelanjutan, permintaan akan produk tersebut bisa meningkat. Hal ini bisa mendorong produksi massal dan pada akhirnya menurunkan harga,” ujarnya.

Jalal menekankan bahwa kampanye kesadaran berpotensi meningkatkan permintaan dan produksi massal, yang dapat mengurangi biaya.

Ekonomi Sirkular dan Dukungan Kebijakan

Maria Dian Nurani, ahli ekonomi sirkular dan konsultan manajemen keberlanjutan, menyoroti bagaimana strategi ekonomi sirkular dapat mengurangi biaya produksi.

“Ekonomi sirkular memungkinkan pengolahan kembali bahan baku dan produk, yang dapat mengurangi biaya produksi dan harga akhir. Pemerintah perlu mendukung ini dengan kebijakan yang tepat, seperti insentif pajak bagi perusahaan yang menerapkan praktik sirkular,” jelas Maria.

Baca juga: Impact dari Impact Talk: Inspirasi dan Inovasi dari Socialimpact.ID

Ia juga menekankan perlunya subsidi pemerintah untuk bahan baku ramah lingkungan atau produk jadi.

Inisiatif Perusahaan untuk Menurunkan Harga

Maya Tamimi, kepala Lingkungan Berkelanjutan di Unilever Indonesia Foundation, membagikan inisiatif Unilever dalam mendukung keberlanjutan.

“Unilever berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dan mempromosikan model bisnis yang ramah lingkungan. Kami telah mengimplementasikan berbagai program untuk mengurangi penggunaan plastik dan mengembangkan produk yang lebih ramah lingkungan,” kata Maya.

Dia juga menekankan pentingnya investasi dalam teknologi produksi ramah lingkungan untuk efisiensi biaya dan kemitraan antara sektor publik dan swasta dalam memproduksi barang ramah lingkungan secara lebih efisien.

Menuju Keterjangkauan Produk Berkelanjutan

Di akhir diskusi, Rio Zakarias menyimpulkan bahwa meskipun harga produk berkelanjutan saat ini masih relatif tinggi, ada berbagai langkah yang dapat diambil untuk membuatnya lebih terjangkau.

Peran media dalam meningkatkan kesadaran, penerapan strategi ekonomi sirkular oleh pemerintah, dan inovasi perusahaan dalam edukasi konsumen merupakan kunci untuk mencapainya.

“Kolaborasi antara semua pihak diharapkan dapat menjadikan produk ramah lingkungan sebagai pilihan utama bagi masyarakat luas,” tandas Rio Zakarias. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *