
Dewasa ini, gelar Doktor Honoris Causa (Dr. HC) bukan lagi hal yang asing di kalangan figur publik. Raffi Ahmad, misalnya, baru-baru ini, menerima gelar tersebut dari Universal Institute of Professional Management (UIPM), Thailand.
Gelar tersebut diberikan atas kontribusinya dalam bidang “Event Management and Global Digital Development“. Namun, apa sebenarnya gelar akademik kehormatan ini dan bagaimana seseorang bisa mendapatkannya?
Gelar Doktor Honoris Causa adalah gelar akademik anugerah sebuah perguruan tinggi atau lembaga pendidikan sebagai penghargaan atas jasa atau kontribusi luar biasa di bidang tertentu.
Tidak seperti gelar doktor biasa yang membutuhkan riset mendalam dan disertasi, gelar ini lebih mengutamakan pencapaian praktis di dunia nyata.
Baca juga: Kerja Dulu Baru S2 atau S2 Dulu Baru Kerja?
Gelar ini juga bisa diberikan kepada siapa saja, bukan hanya akademisi atau ilmuwan, tetapi juga kepada pebisnis, seniman, politisi, dan tokoh masyarakat.
Kriteria untuk Mendapatkan Gelar Doktor Kehormatan
Setiap perguruan tinggi atau lembaga pendidikan memiliki kriteria yang berbeda dalam memberikan gelar doktor kehormatan. Namun, ada beberapa prinsip umum yang sering jadi acuan:
- Kontribusi yang Luar Biasa di Bidang Tertentu
Institusi yang memberikan gelar biasanya menilai sejauh mana penerima telah memberikan kontribusi yang berdampak luas dalam bidang tertentu, baik itu di dunia bisnis, seni, teknologi, sosial, maupun kemanusiaan.
Menurut Statuta Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, gelar ini diberikan kepada mereka yang memiliki “kontribusi nyata dalam memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya”. - Pengaruh Global atau Nasional
Tokoh yang mendapat gelar sering kali memiliki pengaruh besar, baik di level nasional maupun internasional. Kontribusi mereka mampu mengubah atau memberikan dampak signifikan terhadap masyarakat.
Misalnya, Raffi Ahmad. Menurut penilaian, ia berperan besar dalam dunia hiburan dan bisnis digital, yang menjadikannya tokoh penting di era transformasi digital. - Dedikasi dan Pengabdian Jangka Panjang
Lembaga pendidikan kerap melihat dedikasi jangka panjang dari calon penerima. Gelar ini bukan hanya soal pencapaian sesaat, tetapi juga tentang kontribusi yang konsisten dalam waktu yang lama. - Rekomendasi dan Persetujuan
Sebelum pemberian gelar ini, biasanya calon penerima harus melalui proses rekomendasi dari tokoh-tokoh penting atau institusi yang relevan, serta persetujuan dari senat akademik perguruan tinggi.
Proses Pemberian Gelar Doktor Kehormatan
Proses pemberian gelar Doktor Honoris Causa melibatkan beberapa tahap yang berbeda di setiap perguruan tinggi. Namun, secara umum, proses ini melibatkan:
- Nominasi
Calon penerima diajukan oleh pihak tertentu yang mengenali kontribusi dan dampak positifnya. Nominasi ini bisa datang dari pemerintah, komunitas akademik, atau lembaga-lembaga non-pemerintah. - Evaluasi dan Penilaian
Tim evaluasi dari perguruan tinggi atau lembaga pendidikan akan memeriksa latar belakang calon, kontribusi, dan dampak dari pencapaian mereka.
Berdasarkan laporan dari Harvard University, evaluasi ini melibatkan penelitian mendalam tentang dampak sosial dan ilmiah dari kontribusi calon penerima. - Persetujuan Senat Akademik
Tim evaluasi menyerahkan nama calon penerima gelar kepada senat akademik untuk diputuskan. Jika senat setuju, mereka memberikan gelar kehormatan dalam sebuah upacara resmi.
Siapa yang Sering Mendapatkan Gelar Ini?
Sejumlah figur publik di seluruh dunia telah menerima gelar Doktor Honoris Causa. Beberapa di antaranya adalah:
- Barack Obama – Mantan Presiden AS menerima banyak gelar kehormatan atas kontribusinya di bidang kepemimpinan dan politik global.
- Angelina Jolie – Artis dan aktivis kemanusiaan ini menerima gelar doktor kehormatan dari London School of Economics berkat upayanya dalam bidang hak asasi manusia.
- Raffi Ahmad – Artis dan pebisnis Indonesia ini mendapatkan pengakuan atas inovasinya di bidang hiburan dan digital.
Manfaat Gelar Doktor Kehormatan
Menerima gelar Honoris Causa memberikan pengakuan formal atas kontribusi seseorang tanpa harus menempuh jalur akademik konvensional.
Baca juga: Memahami 6 Level Berpikir: Dari Pengetahuan Hingga Evaluasi
Selain menjadi penghargaan yang bergengsi, gelar ini juga dapat meningkatkan kredibilitas dan reputasi penerima di mata publik.
Namun, perlu jadi catatan bahwa gelar ini tidak setara dengan gelar akademik murni dan tidak dapat digunakan untuk keperluan profesional yang memerlukan syarat gelar akademik resmi.
Gelar Doktor Honoris Causa adalah bentuk penghargaan tertinggi dari institusi pendidikan kepada individu yang telah memberikan kontribusi besar dalam masyarakat.
Proses seleksi yang ketat memastikan bahwa penerima benar-benar layak mendapatkan gelar ini. Figur publik seperti Raffi Ahmad menjadi contoh bagaimana kontribusi di luar bidang akademik tetap bisa mendapat pengakuan dunia pendidikan.
Bagi yang bermimpi mendapatkan gelar ini, kontribusi nyata dan dampak positif bagi dunia bisa menjadi kuncinya. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.