Hamburg, Jerman: Menuju Kota Hijau Tanpa Mobil

Hamburg menuju kota hijau dengan mengurangi mobil pribadi. Zona pejalan kaki, jalur sepeda, dan transportasi umum ramah lingkungan terus diperluas. Foto: Wolfgang Weiser/ Pexels.
Pengantar Redaksi

Mulamula.id kembali melanjutkan serial “5 Wilayah di Dunia yang Melarang Mobil”. Setelah membahas Oslo dan Pulau Mackinac, kini kita menuju Hamburg, Jerman. Kota metropolitan ini memiliki ambisi besar: mengurangi kendaraan bermotor secara bertahap hingga 2035. Apa strategi Hamburg dalam mewujudkan visinya sebagai kota hijau masa depan?


Proyek Green Network, Membatasi Mobil Demi Kota Lebih Sehat

HAMBURG bukan sekadar melarang kendaraan begitu saja. Kota ini memiliki proyek ambisius bernama Grunes Netz atau Green Network, sebuah rencana untuk menciptakan kota yang 40% areanya terdiri dari taman, jalur hijau, dan zona bebas mobil.

Mengutip Business Insider, proyek ini bertujuan untuk menghubungkan seluruh taman, jalur pejalan kaki, dan jalur sepeda di Hamburg, memungkinkan warga bergerak tanpa harus bergantung pada kendaraan bermotor. Dengan ini, pemerintah ingin mengurangi polusi udara, emisi karbon, serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Transportasi Umum yang Ramah Lingkungan

Seiring dengan pembatasan mobil, Hamburg mengembangkan sistem transportasi publik yang lebih ramah lingkungan. Kota ini telah memperbanyak bus listrik, kereta bawah tanah modern, dan jalur sepeda untuk mendukung mobilitas warganya.

Baca juga: Oslo, Norwegia: Kota Ramah Lingkungan yang Melarang Mobil

Beberapa distrik di pusat kota bahkan telah melarang kendaraan pribadi dan mengalihkannya menjadi zona pejalan kaki serta pesepeda. Ini memberikan ruang lebih luas bagi masyarakat untuk menikmati kota tanpa terganggu oleh kemacetan dan polusi.

Dampak Positif, Lingkungan Lebih Bersih dan Kota Lebih Nyaman

Hamburg adalah salah satu kota paling maju di Eropa dalam hal sustainability. Berkurangnya mobil berarti udara lebih bersih, jalanan lebih aman, dan kualitas hidup meningkat.

Hamburg bertransformasi dengan transportasi ramah lingkungan—bus listrik, kereta bawah tanah modern, dan jalur sepeda makin mendukung mobilitas warga. Foto: Jan van der Wolf/ Pexels.

Selain itu, langkah ini juga membawa manfaat ekonomi. Dengan lebih banyak ruang untuk pejalan kaki dan pesepeda, bisnis lokal seperti kafe, restoran, dan toko-toko kecil mendapatkan lebih banyak pengunjung. Hamburg pun semakin dikenal sebagai kota yang ramah bagi wisatawan dan warganya sendiri.

Mungkinkah Kota Lain Mengikuti Jejak Hamburg?

Hamburg memberikan contoh bahwa kota besar bisa mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi tanpa mengorbankan mobilitas warganya. Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim, kebijakan serupa mungkin akan diadopsi oleh kota-kota lain di masa depan.

Besok: Menjelajah Kota Kuno Fes el-Bali, Maroko

Setelah melihat bagaimana Hamburg bersiap menjadi kota hijau masa depan, besok kita akan menelusuri Fes el-Bali, Maroko—sebuah kota bersejarah yang telah bebas mobil sejak lama karena struktur jalannya yang unik. Seperti apa kehidupan di dalamnya? Nantikan laporannya! ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *