HPN 2025: Media vs Media Sosial, Siapa Paling Berpengaruh?

Hari Pers Nasional 2024 jadi momentum bagi media untuk menjaga kepercayaan publik. Bukan hanya soal kecepatan, tapi bagaimana memastikan berita tetap akurat. Foto: Cottonbro/ Pexels.

HARI Pers Nasional (HPN) 2025 menjadi momen refleksi bagi dunia jurnalistik di Indonesia. Di era digital, persaingan antara media arus utama dan media sosial semakin ketat. Media sosial kini menjadi sumber informasi utama bagi banyak orang, terutama generasi muda. Namun, apakah itu berarti media arus utama kehilangan relevansi?

Media Sosial: Cepat, Viral, tapi Rentan Hoaks

Tidak bisa dipungkiri, media sosial mengubah cara masyarakat mengonsumsi berita. Informasi tersebar lebih cepat, mudah diakses, dan bisa langsung menjadi viral dalam hitungan menit. Namun, kecepatan ini juga menjadi masalah besar: minim verifikasi.

Baca juga: Australia Larang Remaja di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial

Hoaks dan misinformasi kerap beredar luas di media sosial. Sebuah laporan dari Reuters Institute menyebutkan bahwa banyak pengguna media sosial sulit membedakan antara berita kredibel dan informasi yang menyesatkan. Ini menjadi tantangan besar di era digital.

Media Arus Utama: Kredibel, Terverifikasi, dan Punya Kode Etik

Berbeda dengan media sosial, media arus utama memiliki tanggung jawab jurnalistik. Berita yang diterbitkan melewati proses verifikasi ketat, sesuai dengan kode etik jurnalistik. Hal ini memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat, berimbang, dan tidak menyesatkan.

Baca juga: Hari Pers Nasional dan Tantangan Media di Era Gen Z

Keunggulan lain media arus utama:

  • Sumber berita jelas – Mengandalkan wawancara, investigasi, dan data yang bisa dipertanggungjawabkan.
  • Mengikuti kode etik jurnalistik – Tidak sekadar mengejar klik, tapi juga menjaga integritas informasi.
  • Menyajikan konteks mendalam – Tidak hanya menyampaikan apa yang terjadi, tetapi juga mengapa itu penting.

Meski demikian, media arus utama juga menghadapi tantangan. Mereka harus beradaptasi dengan pola konsumsi berita yang semakin berubah. Format panjang mulai ditinggalkan, sementara konten berbasis video pendek dan infografis semakin digemari.

Media vs Media Sosial: Persaingan bukan soal kecepatan, tapi kredibilitas. Di era digital, siapa yang paling dipercaya, dialah yang akan bertahan. Foto: Pixabay/ Pexels.
Siapa yang Lebih Berpengaruh?

Jawabannya tidak hitam-putih. Media sosial menang dalam kecepatan dan jangkauan, tetapi media arus utama unggul dalam kredibilitas dan akurasi. Masyarakat semakin sadar bahwa tidak semua informasi di media sosial dapat dipercaya.

Baca juga: Pengaruh Media Sosial Terhadap Gaya Hidup dan Preferensi Belanja Gen Z

Solusinya? Kolaborasi, bukan persaingan. Media arus utama harus memanfaatkan media sosial sebagai platform distribusi, sementara pengguna media sosial perlu lebih selektif dalam menyaring informasi.

HPN 2025, Momentum Memperkuat Kepercayaan Publik

Hari Pers Nasional tahun ini harus menjadi momentum bagi media untuk memperkuat kepercayaan publik. Kecepatan memang penting, tapi tanpa akurasi, berita hanya akan menyesatkan. Media arus utama perlu terus beradaptasi, namun tanpa mengorbankan prinsip-prinsip jurnalistik.

Baca juga: Kolaborasi Efisien dalam Produksi Media Jarak Jauh

Di era digital, pertanyaannya bukan lagi siapa yang lebih berpengaruh, tetapi bagaimana memastikan informasi yang beredar tetap dapat dipercaya. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *