Inflasi dan Deflasi, Apa Artinya bagi Dompet Anda?

Tantangan ekonomi dunia: Inflasi dan deflasi mempengaruhi daya beli dan stabilitas keuangan masyarakat. Memahami fenomena ini, kunci menghadapi dinamika ekonomi. Foto: Ilustrasi/ Саша Алалыкин/ Pexels.

SAAT ini, topik inflasi dan deflasi semakin sering diperbincangkan, terutama setelah banyak negara mengalami perubahan ekonomi yang drastis. Menurut International Monetary Fund (IMF), inflasi dan deflasi adalah dua fenomena ekonomi yang terjadi secara alami dalam siklus perekonomian. Namun, keduanya bisa membawa efek besar bagi masyarakat, tergantung pada bagaimana perubahan harga ini memengaruhi daya beli.

Definisi Inflasi dan Deflasi dalam Ekonomi

Pada dasarnya, inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa mengalami kenaikan secara umum, yang berarti uang yang kita miliki memiliki nilai beli yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya.

Melansir Investopedia, inflasi ibarat “pedal gas” yang menggerakkan ekonomi lebih cepat, meski dengan risiko kenaikan harga yang signifikan. Ketika inflasi terkendali, konsumen terdorong untuk membelanjakan uangnya karena khawatir harga akan terus naik,

Sebaliknya, deflasi adalah kondisi penurunan harga barang dan jasa yang berkelanjutan. Namun, berbeda dari inflasi, deflasi ibarat “rem” pada kendaraan ekonomi. Saat deflasi terjadi, harga-harga mungkin lebih terjangkau, tetapi daya beli justru cenderung menurun.

Baca juga: Mengenal Aktuaria, Ilmu Pengelolaan Risiko yang Semakin Penting

Menurut Bank for International Settlements (BIS), deflasi bisa mengakibatkan masyarakat menunda belanja dan mendorong produsen menurunkan produksi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan pengangguran dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Penyebab Inflasi dan Deflasi

Inflasi dan deflasi dipicu oleh faktor yang berbeda. Berdasarkan data dari Federal Reserve, inflasi umumnya terjadi ketika permintaan terhadap barang dan jasa melebihi ketersediaan atau pasokan, yang bisa disebabkan oleh peningkatan daya beli atau ketersediaan uang di masyarakat.

Faktor-faktor lain seperti kenaikan biaya produksi, upah pekerja, dan harga bahan baku juga dapat mendorong produsen menaikkan harga. Misalnya, selama pandemi COVID-19, inflasi di berbagai negara meningkat karena terganggunya rantai pasokan global, yang membuat harga komoditas dan barang konsumsi melonjak.

Baca juga: Mengapa Huruf “K” Jadi Singkatan untuk Ribu?

Di sisi lain, deflasi sering kali muncul dalam kondisi krisis ekonomi. Menurut laporan European Central Bank (ECB), deflasi dapat terjadi ketika jumlah uang yang beredar berkurang, yang menekan permintaan barang dan jasa..

Selain itu, ketika masyarakat lebih memilih untuk menabung daripada belanja, tingkat permintaan juga turun, sehingga harga barang cenderung ikut turun.

Foto: Ilustrasi/ Kaboompics/ Pexels.
Dampak terhadap Ekonomi

Menurut kajian dari Harvard Business Review, inflasi moderat memiliki beberapa dampak positif bagi ekonomi. Misalnya, mendorong masyarakat untuk segera berbelanja sebelum harga naik, yang pada akhirnya menggerakkan roda perekonomian.

Namun, inflasi yang terlalu tinggi dapat membuat masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan pokok karena harga yang melambung, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, serta menurunkan minat investasi.

Sementara itu, deflasi sering kali dipandang lebih merugikan daripada inflasi. Berdasarkan analisis dari World Bank, deflasi berisiko memicu resesi yang lebih dalam, karena harga yang terus menurun bisa membuat masyarakat menunda pembelian.

Hal ini memperlambat produksi, mengurangi pendapatan perusahaan, dan pada akhirnya menambah tingkat pengangguran. Efek domino ini bisa memperpanjang proses pemulihan ekonomi dari resesi.

Kenapa Penting Memahami Inflasi dan Deflasi?

Memahami perbedaan inflasi dan deflasi penting bagi masyarakat agar bisa mengantisipasi dampak dari kedua fenomena ini. Ketika inflasi atau deflasi terjadi, masyarakat perlu bijak dalam mengatur keuangan, terutama dalam memilih waktu yang tepat untuk berinvestasi atau menabung.

Kesadaran ini juga membantu menghindari kesalahpahaman yang kerap muncul di tengah masyarakat mengenai “baik” atau “buruknya” inflasi dan deflasi.

Baca juga: Angel Investor, Jembatan Pendanaan untuk Startup

Menurut kajian dari OECD, edukasi ekonomi yang memadai tentang inflasi dan deflasi dapat membantu masyarakat lebih siap menghadapi perubahan ekonomi, serta meningkatkan literasi keuangan di tingkat global.

Memahami esensi dan dampak kedua fenomena ekonomi ini bukan hanya bermanfaat bagi investor dan pebisnis, tetapi juga penting bagi konsumen sehari-hari yang ingin mengelola keuangan dengan lebih bijaksana.

Sama-sama Mendatangkan Manfaat dan Kerugian

Inflasi dan deflasi merupakan dua fenomena penting yang bisa berdampak luas pada masyarakat dan perekonomian. Keduanya bisa mendatangkan manfaat atau kerugian tergantung pada seberapa terkendali atau berlebihan pengaruhnya.

Menurut para ahli ekonomi, masyarakat yang memahami kondisi ini dapat beradaptasi lebih baik dan membuat keputusan finansial yang lebih tepat. Pengetahuan tentang inflasi dan deflasi akan membantu setiap individu dan bisnis untuk lebih siap menghadapi dinamika pasar di masa depan. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

One thought on “Inflasi dan Deflasi, Apa Artinya bagi Dompet Anda?

  1. Sekarang umkm di sektor kuliner banyak yg banting harga ..berlomba lomba menarik pembeli…
    Cth
    Rans hebat kuliner di bsd yg awalnya rame jadi sepi sekarang

    Semangat selalu ya..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *