INTILAND TOWER menjadi tonggak sejarah sebagai gedung perkantoran pertama di Indonesia yang merangkul konsep green building.
Menjulang megah di jantung Jakarta, Intiland Tower tidak sekadar sebuah gedung pencakar langit. Sebagai pionir green building di Indonesia, gedung ini menghadirkan revolusi dalam industri properti. Memadukan kearifan lokal dan inovasi global untuk menciptakan lingkungan yang ramah lingkungan dan efisien energi.
Dibangun pada tahun 1983, Intiland Tower tidak hanya menjadi perwujudan visi sang pemilik Hendro Gondokusumo untuk gedung hemat energi. Tetapi, juga kolaborasi brilian dengan arsitek ternama asal Amerika Serikat, Paul Rudolph.
Rudolph membawa pengalaman globalnya ke Jakarta. Ia mengadaptasi desain yang menghargai karakteristik unik iklim tropis kota ini. Di antaranya penggunaan atap miring dan teritis untuk mengoptimalkan sirkulasi udara dan pencahayaan alami.
Mengurangi Konsumsi Energi Hingga 25%
Tanpa kaca rayban, gedung ini memungkinkan pencahayaan alami yang cukup. Dengan tanpa meningkatkan beban pendinginan, mengurangi konsumsi energi hingga 25% dibandingkan dengan gedung serupa.
Langkah ini bukan hanya mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan. Tetapi, juga menetapkan standar baru dalam desain bangunan perkantoran di Indonesia.
Sebagai perintis green building, Intiland Tower tidak hanya memenuhi standar global untuk keberlanjutan. Tetapi, juga memberikan teladan bagi pengembang properti lainnya.
Ini adalah bukti bahwa keberlanjutan dapat berjalan seiring dengan kemegahan arsitektur modern. Menegaskan komitmen Intiland untuk memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Baca juga: Istana Negara IKN: Harmoni Keamanan, Teknologi Canggih, dan Keindahan
Di balik dinding-dindingnya yang elegan, Intiland Tower bukan sekadar bangunan, melainkan simbol perubahan menuju masa depan yang berkelanjutan.
Ini adalah kisah tentang bagaimana sebuah visi menjadi nyata. Mewakili dedikasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan bagi generasi mendatang. ***