Kongo, Dua Negara Satu Nama & Sejarah yang Terpecah

Sudut Kota Brazzaville, Republik Kongo, mencerminkan kehidupan ibu kota yang dinamis di tengah sejarah panjang negara ini di Afrika Tengah. Foto: Hadil Ahmad/ Pexels.
Pengantar Redaksi

Dalam seri Negara-Negara yang Berganti Nama, kita telah melihat bagaimana perubahan nama bisa menjadi jalan menuju rekonsiliasi dan identitas baru. Kali ini, kita membahas kisah Kongo, sebuah nama yang dimiliki oleh dua negara berbeda dengan sejarah yang terjalin, tetapi nasib yang sangat berbeda.

Dua Kongo, Dua Jalan Takdir

BAYANGKAN dua sahabat yang tumbuh bersama—berbagi bahasa, budaya, dan nama. Namun, saat dewasa, mereka memilih jalan yang berbeda: satu menjadi tenang dan stabil, sementara yang lain terus bergulat dalam konflik dan ketidakpastian.

Itulah yang terjadi dengan Republik Kongo (Kongo-Brazzaville) dan Republik Demokratik Kongo (Kongo-Kinshasa). Dua negara yang bertetangga, memiliki sejarah yang sama, tetapi memilih masa depan yang berbeda.

Dua Koloni, Dua Penjajah

Nama “Kongo” berasal dari Kerajaan Kongo, kerajaan besar di Afrika Tengah yang pernah berjaya pada abad ke-14. Namun, ketika Eropa datang, tanah Kongo terbagi dua:

  • Di sebelah barat, Prancis menguasai wilayah yang kemudian menjadi Kongo Prancis.
  • Di seberang Sungai Kongo, Belgia menguasai wilayah yang lebih luas, yang dikenal sebagai Congo Free State, sebelum berubah menjadi Kongo Belgia.

Meski hanya dipisahkan oleh sungai, kedua wilayah ini berkembang dalam pengaruh yang berbeda. Prancis membangun kota Brazzaville, sementara Belgia menjadikan Kinshasa sebagai pusat kolonial.

Namun, di balik itu semua, eksploitasi merajalela. Di Kongo Belgia, rakyat dipaksa bekerja di perkebunan karet dengan perlakuan brutal. Raja Leopold II dari Belgia mengeruk kekayaan alam Kongo, sementara rakyatnya menderita.

Saatnya Merdeka, Saatnya Memilih Nama

Tahun 1960 menjadi titik balik. Kedua Kongo merdeka hampir bersamaan:

  • Kongo Prancis menjadi “Republik Kongo” dengan Brazzaville sebagai ibu kota.
  • Kongo Belgia juga memilih nama “Republik Kongo”, tetapi segera berubah menjadi “Republik Demokratik Kongo” (RDK) pada 1964 untuk membedakan diri.

Namun, nasib mereka tidak sama. Kongo-Brazzaville tetap tenang, sementara RDK mengalami gejolak politik. Pada 1971, Presiden Mobutu Sese Seko memutuskan untuk menghapus jejak kolonial dan mengganti nama negara menjadi Zaire.

Pemandangan udara Kota Bukavu, Republik Demokratik Kongo, memperlihatkan dinamika kota yang tumbuh di tengah perjalanan panjang negara ini dari Zaire ke identitasnya saat ini. Foto: Edouard Mihigo/ Pexels.

Nama ini bertahan selama 26 tahun hingga akhirnya kembali menjadi Republik Demokratik Kongo pada 1997 setelah rezim Mobutu tumbang.

Dua Negara, Dua Realitas

Republik Kongo (Kongo-Brazzaville)

  • Luas wilayah: 342.000 km² (hampir seukuran Provinsi Papua)
  • Jumlah penduduk: 5,7 juta jiwa (2023)
  • PDB nominal (2023): $13 miliar
  • Ekonomi: Bergantung pada minyak, kayu, dan pertanian

Republik Demokratik Kongo (Kongo-Kinshasa)

  • Luas wilayah: 2,34 juta km² (seukuran Eropa Barat!)
  • Jumlah penduduk: 99 juta jiwa (2023)
  • PDB nominal (2023): $61 miliar
  • Ekonomi: Kaya sumber daya alam (emas, kobalt, berlian), tetapi masih dilanda konflik dan instabilitas politik
Nama yang Sama, Takdir yang Berbeda

Saat ini, meskipun memiliki nama yang sama, Republik Kongo dan Republik Demokratik Kongo berkembang dengan cara yang berbeda.

  • Kongo-Brazzaville cenderung lebih stabil, dengan ekonomi yang bergantung pada minyak.
  • Kongo-Kinshasa memiliki potensi besar dengan sumber daya alamnya, tetapi konflik berkepanjangan menghambat kemajuan.

Dua negara ini adalah cerminan dari bagaimana sejarah, kolonialisme, dan politik membentuk takdir bangsa. Meski hanya dipisahkan oleh Sungai Kongo, perjalanan mereka begitu kontras—satu damai, satu terus berjuang.

📢 Besok: Eswatini, dari Swaziland ke Nama Asli

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *