
POLUSI udara merupakan ancaman serius bagi kesehatan global, bahkan menjadi penyebab kematian terbesar kedua setelah tekanan darah tinggi. Menurut laporan State of Global Air pada Juni 2024, sekitar 8,1 juta orang meninggal setiap tahun akibat paparan polusi udara.
Bahkan bayi dan anak kecil sangat rentan terhadap dampaknya, dengan sekitar 709.000 kematian di bawah usia lima tahun disebabkan oleh polusi udara dalam ruangan, terutama di komunitas miskin.
Ketidakadilan lingkungan juga menjadi sorotan, di mana lebih dari 3 miliar orang di negara-negara berkembang masih menggunakan bahan bakar tidak bersih. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa kurang dari 1% wilayah daratan global memenuhi tingkat polusi udara yang aman.

Dampak polusi udara tidak hanya terbatas pada kesehatan manusia, tetapi juga merusak lingkungan dan kehidupan satwa liar, serta meningkatkan risiko terjadinya fenomena seperti hujan asam dan penipisan lapisan ozon.
Baca juga: Meme Ujung Pekan: Kenali Kenyataan Mikroplastik di Laut Kita!

Bahan bakar fosil menjadi penyumbang utama polusi udara, menyumbang lebih dari 75% emisi gas rumah kaca global. Meskipun ada upaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, permintaan akan minyak, gas alam, dan batu bara terus meningkat, menyebabkan peningkatan emisi karbon dioksida global yang mencapai rekor tertinggi pada tahun 2023.

Oleh karena itu, penting bagi Generasi Z untuk aktif dalam mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, mendukung energi terbarukan, dan mempertahankan kelestarian bumi kita. ***