
SEKITAR 1,4 miliar penduduk bumi saat ini merupakan warga negara atau keturunan China. Itu berarti hampir 18% dari total populasi dunia memiliki akar Tionghoa. Angka ini bahkan belum mencakup peranakan Tionghoa yang telah berasimilasi dalam budaya lokal di berbagai negara.
Lantas, bagaimana diaspora Tionghoa bisa begitu meluas?
Merantau Sejak Zaman Kuno
Tradisi merantau sudah melekat dalam budaya Tionghoa sejak ribuan tahun lalu. Salah satu bukti sejarahnya adalah Jalur Sutra yang telah aktif sejak 130 SM. Jalur ini menghubungkan China dengan Timur Tengah hingga Eropa, membentang lebih dari 4.000 km.
Baca juga: Menyibak Rahasia Julukan ‘Naga Merah’ bagi Tiongkok
Jalur ini tidak hanya menjadi poros perdagangan, tapi juga pintu gerbang migrasi budaya. Para pedagang Tionghoa banyak yang menetap di sepanjang rute tersebut dan membentuk komunitas baru bersama penduduk lokal.
Dua Gelombang Besar Migrasi
Menurut sejarawan Zhuang Guotu, ada dua gelombang besar migrasi Tionghoa di era modern.
Gelombang pertama terjadi pada abad ke-16, saat bangsa Eropa memperluas koloninya. Di Batavia, VOC mendatangkan pekerja Tionghoa karena dinilai cekatan dan unggul dalam perdagangan. Peran mereka begitu signifikan dalam membentuk dinamika ekonomi kolonial.
Baca juga: Negara dengan Wanita Tercantik di Asia: Siapa di Puncak?
Gelombang kedua berlangsung pada pertengahan abad ke-19. Dunia Barat membutuhkan tenaga kerja baru setelah perbudakan dihapus. Situasi politik dan bencana alam di China juga mendorong banyak warga untuk mencari penghidupan di luar negeri.
Warisan Diaspora, Pecinan Global
Migrasi besar-besaran ini membentuk kantong-kantong komunitas Tionghoa di berbagai belahan dunia. Pecinan—dari San Francisco hingga Singapura, dari Jakarta hingga Johannesburg—adalah jejak fisik dari mobilitas dan kemampuan adaptasi etnis Tionghoa.
Baca juga: Mengungkap Kearifan di Balik Tradisi Minum Teh China
Hingga hari ini, warisan diaspora Tionghoa masih terasa kuat. Mereka memainkan peran penting dalam perdagangan, teknologi, kuliner, dan budaya pop global. Dari warung kecil hingga konglomerasi multinasional, etnis Tionghoa menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika ekonomi dunia. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.