![](https://mulamula.id/wp-content/uploads/2024/05/f765a5df-82c2-4296-a1bb-2330fa73c615-1.jpg)
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau 2024. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa beberapa wilayah berpotensi mengalami kekeringan karena hari tanpa hujan yang berkepanjangan.
Wilayah terdampak kekeringan
Sejumlah wilayah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara telah mengalami hari tanpa hujan (HTH) selama 21 hingga 30 hari atau lebih. “Sebagian besar wilayah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara telah mengalami HTH sepanjang 21-30 hari atau lebih,” ujar Dwikorita dalam keterangan pers pada Rabu (29/5/2024). BMKG memperkirakan musim kemarau ini akan berlangsung hingga akhir September 2024.
Kapan musim kemarau dimulai?
Berdasarkan analisis curah hujan dan sifat hujan, BMKG menyatakan bahwa kondisi kering telah mulai memasuki wilayah Indonesia, khususnya bagian selatan Khatulistiwa. Hingga saat ini, sekitar 19 persen dari Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki musim kemarau. Musim kemarau diperkirakan akan mulai di akhir Juni atau awal Juli 2024, dengan sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara diprediksi akan menyusul dalam tiga dasarian (30 hari) ke depan.
Mitigasi dan antisipasi kekeringan
Dwikorita menegaskan bahwa daerah dengan curah hujan bulanan sangat rendah, kurang dari 50 mm per bulan, perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mitigasi dampak kekeringan. Beberapa daerah yang perlu diwaspadai meliputi:
- Sumatera
- Jawa
- Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara
- Bali
- Nusa Tenggara
- Sulawesi
- Maluku
- Papua
BMKG juga melaporkan adanya hotspot awal yang terdeteksi melalui satelit di daerah-daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), sehingga diperlukan langkah antisipatif untuk mengurangi risiko kebakaran.
Fenomena El Nino dan La Nina
Dalam paparannya, Dwikorita menjelaskan bahwa El Nino tahun ini tidak sekuat sebelumnya. El Nino, fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudra Pasifik yang menyebabkan kekeringan di Indonesia, saat ini dalam kondisi netral. BMKG memprediksi bahwa El Nino akan terjadi mulai Mei 2024 dan bertahan hingga Juli 2024, sebelum digantikan oleh La Nina pada Juli hingga September 2024. La Nina sendiri diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap musim kemarau tahun ini.
Potensi Kekeringan Selama Musim Kemarau 2024
BMKG telah mengidentifikasi wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan sepanjang musim kemarau 2024:
- Juni-Juli 2024: Sebagian Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan bagian selatan, dan Papua bagian selatan.
- Agustus-September 2024: Sebagian Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagian kecil Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Maluku, dan Papua bagian selatan.
- Oktober 2024: Lampung, Jawa Barat bagian utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, sebagian Maluku, dan Papua bagian selatan.
- November 2024: Jawa Timur (Pulau Madura), Nusa Tenggara Timur, dan sebagian Papua.
Masyarakat diimbau untuk melakukan langkah-langkah antisipatif guna menghadapi musim kemarau dan potensi kekeringan yang mungkin terjadi. ***