NASA Pulangkan Starliner tanpa Astronot, Ada Apa?

Administrator NASA, Bill Nelson, dan pimpinan NASA dalam konferensi pers di Johnson Space Center, Houston, untuk memberikan pembaruan terkait keputusan mengembalikan Starliner ke Bumi tanpa awak. Foto: NASA.

BADAN Antariksa Amerika Serikat, NASA, telah mengambil keputusan penting terkait wahana antariksa Boeing Starliner. Alih-alih membawa pulang dua astronot, Butch Wilmore dan Suni Williams, NASA memutuskan untuk mengembalikan Starliner ke Bumi tanpa awak.

NASA mengambil langkah ini demi keselamatan, sambil tetap mengumpulkan data penting tentang performa Starliner selama penerbangan pulang yang rencananya berlangsung pada awal September 2024.

Menghindari Risiko yang tidak Perlu

Keputusan untuk tidak membawa pulang Wilmore dan Williams dengan Starliner menunjukkan komitmen kuat NASA terhadap keselamatan astronotnya.

“Penerbangan antariksa selalu berisiko. Bahkan dalam kondisi yang paling aman dan paling rutin. Uji coba, pada dasarnya, tidak aman dan tidak rutin,” jelas Administrator NASA, Bill Nelson, mengutip laman resmi badan antariksa AS tersebut.

Bill Nelson menambahkan, “keputusan untuk mempertahankan Butch dan Suni di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan mengembalikan Starliner Boeing tanpa awak adalah hasil dari komitmen kami terhadap keselamatan: nilai inti dan panduan utama kami.”

Pernyataan Nelson menegaskan bahwa risiko dalam penerbangan antariksa selalu ada, bahkan dalam kondisi yang paling terkendali.

Baca juga: Dua Astronot Terancam Terjebak di Luar Angkasa Hingga 2025

Dalam konteks uji coba, risiko ini bahkan lebih besar. Oleh karena itu, NASA memutuskan untuk tidak mengambil risiko lebih lanjut dengan membawa awak dalam penerbangan ini, meskipun Wilmore dan Williams telah terlibat dalam berbagai kegiatan penting di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sejak Juni 2024.

Butch Wilmore dan Suni Williams yang saat ini terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) tengah menjalani rutinitas mereka. Foto: NASA.
Masalah Teknis Starliner

Keputusan ini juga dipicu oleh masalah teknis yang dihadapi Starliner. Pada 6 Juni 2024, saat Starliner mendekati ISS, NASA dan Boeing mengidentifikasi kebocoran helium dan masalah pada thruster kontrol reaksi wahana tersebut.

Baca juga: Mengintip Kegiatan Dua Astronot yang Terjebak di Orbit

Meskipun upaya perbaikan dan analisis data terus dilakukan oleh tim teknik, hasilnya belum memenuhi standar keamanan dan kinerja yang diperlukan untuk penerbangan berawak.

Karena itu, NASA memutuskan untuk memindahkan Wilmore dan Williams ke misi SpaceX Crew-9, yang dijadwalkan meluncur pada 24 September 2024.

Selain membawa dua astronot ini, Crew-9 juga akan membawa kargo tambahan dan perlengkapan pribadi untuk mereka.

Keputusan ini juga berarti bahwa Starliner harus kembali ke Bumi sebelum misi Crew-9 berlangsung, guna memastikan port docking di ISS tersedia.

Langkah ini merupakan bagian dari proses uji coba dan evaluasi yang lebih luas dalam Program Kru Komersial NASA.

Program ini bertujuan menyediakan transportasi manusia yang aman dan andal ke ISS menggunakan wahana antariksa buatan Amerika.

Masa Depan Starliner: Peluang dan Pembelajaran

Meskipun menghadapi tantangan, NASA dan Boeing tetap optimis dengan masa depan Starliner. Menurut Manajer Program Kru Komersial NASA, Steve Stich, Starliner adalah wahana antariksa yang sangat mumpuni. “Dan pada akhirnya, ini berujung pada kebutuhan akan tingkat kepastian yang lebih tinggi untuk melakukan pemulangan berawak.”

NASA dan Boeing akan terus mengumpulkan data selama penerbangan pulang tanpa awak ini untuk memperbaiki sistem Starliner di masa depan.

Baca juga: Astronot NASA yang Terjebak di Ruang Angkasa Berbagi Cerita dengan Pelajar Aceh

Data dari penerbangan ini akan sangat berharga dalam menyiapkan wahana tersebut untuk misi-misi berikutnya yang melibatkan awak manusia.

Program Kru Komersial NASA telah menjadi bagian penting dalam upaya menjadikan penerbangan antariksa lebih aman, andal, dan terjangkau.

Dengan terus memanfaatkan teknologi dan pengalaman dari penerbangan uji coba seperti ini, NASA berharap dapat membuka jalan bagi eksplorasi lebih jauh. Tidak hanya di orbit rendah Bumi tetapi juga di luar angkasa, termasuk misi berawak ke Mars di masa depan.

NASA telah menjadi pelopor dalam eksplorasi antariksa selama lebih dari dua dekade, dengan ISS sebagai pusat penelitian dan pengembangan teknologi luar angkasa.

Pengalaman yang diperoleh dari proyek ini menjadi fondasi bagi upaya NASA untuk mengatasi tantangan penerbangan antariksa jangka panjang dan memperluas peluang komersial di orbit rendah Bumi. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *