REPAIR cafe semakin populer di Inggris sebagai bagian dari gaya hidup berkelanjutan yang mengutamakan perbaikan barang ketimbang membuangnya. Gerakan ini tak hanya mengurangi sampah, tetapi juga membangun kesadaran lingkungan serta komunitas yang lebih kuat.
Di dalam ruang-ruang sederhana seperti aula komunitas, perpustakaan, atau kedai kopi lokal, cafe peduli keberlanjutan ini menghadirkan suasana belajar bersama. Di mana orang-orang bisa memperbaiki barang-barang. Mulai dari peralatan elektronik, pakaian, hingga mainan.
Dari Perbaikan Barang Hingga Perubahan Mindset
Salah satu sosok yang menjadi pelopor repair cafe di Inggris adalah Harriet Bagley di Carmarthen, Wales. Bagley merasa prihatin dengan banyaknya barang yang berakhir di tempat pembuangan akhir dan ingin mencari solusi praktis yang juga mendidik.
Baca juga: Homesteading, Tren Hidup Mandiri yang Makin Digemari
“Repair cafe ini memberi kesempatan untuk menunjukkan bahwa memperbaiki lebih baik daripada membuang, setidaknya bagi anak-anak saya sendiri,” ujarnya kepada The Guardian.
Baca juga: Get The Fest, Konser Musik Berenergi Sampah Plastik di Jogja
Ia berharap kedua putranya akan tumbuh dengan kesadaran untuk memperbaiki barang secara mandiri dan ramah lingkungan.
Para relawan di repair cafe juga memiliki peran besar. Mereka datang dari berbagai latar belakang, membawa keahlian masing-masing untuk membantu pengunjung memperbaiki barang.
Sophie Heathscott, salah satu inisiator di London, menyatakan bahwa kegembiraan terbesar adalah saat ia bisa mengajarkan cara memperbaiki barang kepada orang lain.
Baca juga: Menyesuaikan Gaya Hidup Anda untuk Melawan Perubahan Iklim
“Ada kebahagiaan tersendiri saat bisa memperbaiki sesuatu untuk seseorang, dan jauh lebih baik jika saya bisa menunjukkan langsung caranya,” ungkap Heathscott.
Menghidupkan Solidaritas Melalui Gaya Hidup Berkelanjutan
Repair cafe tidak hanya soal mengurangi limbah; ini juga soal membangun hubungan antaranggota komunitas. Di Wrexham, repair cafe yang diadakan di aula komunitas setiap bulan telah menciptakan ikatan erat di antara para relawan dan peserta.
Ali Anthony, seorang relawan, merasa bangga bahwa kegiatan ini mampu memberikan dampak nyata bagi lingkungan sekaligus membentuk solidaritas. “Saat memperbaiki barang, saya juga mengajarkan mereka caranya, berharap di masa mendatang mereka bisa memperbaikinya sendiri,” tuturnya.
Baca juga: Sentuhan Kreatif Para Desainer, Limbah Menjadi Busana Wah
Komunitas repair cafe ini kian berkembang seiring meningkatnya kesadaran publik akan isu lingkungan. Peserta dari berbagai usia kini mulai menyadari bahwa memperbaiki barang tak hanya lebih hemat, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan limbah dan dampak karbon.
Kegiatan ini, walaupun kecil skalanya, memberikan dampak nyata terhadap upaya menjaga lingkungan serta mendorong kebiasaan hidup yang lebih berkelanjutan.
Repair Cafe, Solusi di Tengah Krisis Lingkungan
Repair cafe di Inggris menjadi bukti bahwa setiap tindakan kecil dapat membawa perubahan besar dalam gaya hidup dan pola pikir masyarakat. Gerakan ini tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga mendorong keterlibatan publik dalam memelihara lingkungan.
Dengan semakin banyak orang yang tertarik pada gaya hidup berkelanjutan, repair cafe menjadi wadah yang mengajarkan nilai gotong royong dan peduli lingkungan—sebuah gerakan yang relevan di era krisis lingkungan global. ***
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi antara Mulamula.id dan SustainReview.id, menghadirkan wawasan mendalam seputar isu keberlanjutan dan transformasi hijau.