
PENDAKIAN Gunung Everest selalu menjadi tantangan besar. Proses aklimatisasi yang memakan waktu berminggu-minggu sering kali menjadi kendala utama. Namun, dengan kemunculan teknologi baru berbasis gas Xenon, segalanya berubah.
Empat pendaki asal Inggris baru saja membuat sejarah dengan menaklukkan Everest dalam waktu kurang dari lima hari. Mereka berhasil melakukannya tanpa aklimatisasi konvensional yang biasanya membutuhkan waktu lama.
Gas Xenon, Inovasi yang Mengubah Pendakian
Gas Xenon, yang dikenal sebagai anestesi ringan dalam dunia medis, kini diuji coba sebagai alat bantu aklimatisasi ekstrem. Dalam ekspedisi terbaru ini, tim pendaki mengikuti protokol berbeda. Sebelum mendaki, mereka menjalani sesi inhalasi gas Xenon di Jerman, yang dipercaya mempercepat penyesuaian tubuh dengan kondisi oksigen rendah.
“Gas Xenon terbukti membantu mempercepat penyesuaian tubuh terhadap kekurangan oksigen di ketinggian ekstrem. Ini adalah terobosan dalam dunia pendakian,” ujar CEO Furtenbach Adventures, Dr. Markus Furtenbach, yang mengorganisir ekspedisi ini, sebagaimana dikutip Independent.
Selama pendakian, mereka tetap menggunakan oksigen tambahan, tetapi Xenon membantu mereka mengurangi waktu aklimatisasi dan risiko terkait. Furtenbach menambahkan, “Pendakian lebih cepat berarti jejak ekologis lebih kecil. Kami tidak hanya memperkenalkan cara pendakian yang lebih aman, tetapi juga lebih ramah lingkungan.”
Kecepatan dan Keamanan, Apa yang Membuatnya Efektif?
Pendaki biasanya memerlukan waktu yang lama untuk beradaptasi dengan ketinggian. Tanpa aklimatisasi yang memadai, mereka bisa mengalami mountain sickness, bahkan kematian. Namun, teknologi Xenon mengubah ini dengan memungkinkan tubuh menyesuaikan diri lebih cepat.

“Ini adalah cara pendakian yang lebih efisien dan lebih aman. Sebelumnya, pendaki harus meluangkan waktu berhari-hari untuk proses aklimatisasi. Sekarang, dengan Xenon, waktu tersebut bisa dipangkas signifikan,” jelas Adrian Ballinger, seorang pendaki veteran dan pemilik Alpenglow Expeditions.
Meskipun begitu, Adrian juga menekankan bahwa teknologi ini tidak menggantikan tantangan fisik dalam pendakian. “Saya menghargai inovasi ini, tetapi bagi saya, pendakian adalah tentang proses dan ketahanan fisik. Teknologi ini bisa membantu, tetapi tetap saja, pengalaman mendaki adalah soal usaha dan perjalanan.”
Keberlanjutan dalam Pendakian, Dampak Positif dan Negatif
Selain kecepatan, teknologi ini juga membawa dampak positif pada keberlanjutan. Pendakian yang lebih singkat mengurangi konsumsi sumber daya, seperti makanan, bahan bakar, dan logistik. Ini juga berarti lebih sedikit limbah manusia yang dihasilkan. Namun, beberapa pendaki veteran berpendapat bahwa teknologi ini mengubah esensi pendakian itu sendiri, yang selama ini berfokus pada proses dan ketahanan.
Meskipun demikian, pendekatan ini membuka peluang baru untuk pendakian yang lebih ramah lingkungan dan efisien. “Pendakian yang lebih cepat berarti lebih sedikit dampak lingkungan, yang sangat penting dalam ekosistem sensitif seperti Everest,” tambah Furtenbach.
Namun, tantangan etika tetap ada. Apakah kita siap mengorbankan proses alami demi efisiensi modern? ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.