Tupperware Bangkrut, Bagaimana Kompetitor Merebut Pasar?

Beberapa produk penyimpan makanan anak Tupperware yang dulu jadi favorit keluarga kini tinggal kenangan, membawa nostalgia tentang masa kejayaannya di dapur kita. Foto: Tupperware.

KABAR mengejutkan datang dari Tupperware, merek legendaris yang pernah merajai dapur-dapur rumah tangga di seluruh dunia.

Perusahaan ini, yang sudah beroperasi selama lebih dari tujuh dekade, kini menghadapi masa sulit dengan mengajukan perlindungan kebangkrutan di Delaware, AS.

Berdasarkan data Wall Street Journal, Tupperware mengalami kerugian besar akibat turunnya penjualan secara drastis dan utang yang menggunung hingga USD 812 juta (sekitar Rp 12,4 triliun).

Fenomena ini menjadi refleksi bagaimana perubahan perilaku konsumen dan persaingan ketat telah membuat Tupperware. Merek yang dulu kesohor dengan “Pesta Tupperware” dan pendekatan pemasaran langsung, kini kehilangan sentuhan magisnya.

Strategi baru mereka yang mencoba merambah toko ritel dan platform digital ternyata tidak mampu menahan laju penurunan penjualan.

Baca juga: Mengapa E-commerce Semakin Menjadi Bagian dari Gaya Hidup Masyarakat Indonesia?

Menurut Reuters, langkah tersebut justru memperlihatkan bahwa konsumen modern lebih memilih kenyamanan belanja online dengan produk yang lebih segar dan inovatif.

Pesaing Makin Eksis, Tupperware Terpuruk

Di tengah upaya Tupperware bertahan, sejumlah merek saingan malah terus berkembang. LocknLock, brand asal Korea Selatan, misalnya, sukses meraih hati konsumen dengan produk yang kedap udara, ramah lingkungan, dan desain minimalis.

Berdasarkan laporan MarketWatch, penjualan LocknLock mengalami pertumbuhan signifikan hingga 12% pada 2023. Mempertegas posisinya sebagai pemimpin baru di pasar penyimpanan makanan.

Tak hanya LocknLock, Snapware juga mencuri perhatian dengan produk berbahan kaca yang lebih aman dan ramah lingkungan.

Menurut Grand View Research, permintaan terhadap produk penyimpanan makanan berbahan kaca meningkat hingga 7% per tahun. Hal ini seiring dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap kesehatan dan keamanan makanan.

Baca juga: Belanja Online Semakin Digemari di Indonesia

Merek-merek lokal seperti Lion Star pun tidak ketinggalan dalam perlombaan ini. Dengan fokus pada harga terjangkau dan inovasi berkelanjutan, Lion Star berhasil meningkatkan pangsa pasar di Indonesia sebesar 8% pada kuartal pertama 2024, seperti laporan Nielsen.

Ini membuktikan bahwa meskipun bermain di pasar yang sama, kemampuan beradaptasi menjadi kunci utama untuk bertahan dan berkembang.

Generikisasi: Bumerang Bagi Merek Legendaris

Nasib Tupperware mencerminkan tantangan besar merek-merek legendaris dalam menjaga relevansi di era modern.

Menurut Forbes, fenomena generikisasi, di mana sebuah merek menjadi istilah umum untuk produk sejenis, telah merusak keunggulan kompetitif Tupperware.

Contoh serupa adalah Aqua yang sering digunakan untuk menyebut air mineral kemasan, atau Indomie untuk mi instan.

Baca juga: Swipe, Klik, Beli: Media Sosial Mengubah Cara Kita Berbelanja

Di sisi lain, para pesaing semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang dinamis. IKEA misalnya. Dengan pendekatan desain yang simpel dan berkelanjutan, terus menarik perhatian pembeli yang peduli lingkungan.

Berdasarkan Sustainability Report IKEA 2023, penjualan produk berbahan bambu dan kaca meningkat pesat karena konsumen semakin mencari alternatif yang lebih hijau dan fungsional.

Merek seperti Stanley dan Corkcicle juga membuktikan bahwa inovasi terus-menerus adalah jalan menuju kesuksesan.

Baca juga: Hasilkan Nasi Rendah Karbo dengan Rice Cooker Ini

Menurut data dari Outdoor Industry Association, penjualan Stanley melonjak 20% pada 2023, didorong oleh produk yang dirancang untuk ketahanan dan kepraktisan bagi gaya hidup modern.

Berinovasi atau Tertinggal

Di tengah badai yang menerpa Tupperware, para pesaing justru makin berjaya dengan adaptasi dan inovasi yang menjawab kebutuhan pasar modern.

Kegagalan Tupperware memberikan pelajaran penting: berinovasi atau tertinggal.

Persaingan kini tak hanya soal produk, tetapi juga tentang siapa yang paling cepat dan tepat menjawab keinginan konsumen masa kini ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *