Zoom Siapkan Kembaran Digital Manusia untuk Hadiri Rapat

Dalam era konferensi video, Zoom mempersiapkan revolusi dengan menghadirkan kembaran digital manusia. Siap-siap kecerdasan buatan mengubah wajah rapat di masa depan. Fotro: Ilustrasi/ MulaMula.

ZOOM, perusahaan yang telah menjadi ikon di era konferensi video, sedang merencanakan langkah besar ke depan dengan memasukkan kecerdasan buatan (AI) ke dalam operasinya. CEO Zoom, Eric Yuan, bercita-cita untuk menciptakan avatar digital atau semacam kembaran digital manusia yang didukung oleh AI, yang akan mewakili pengguna dalam rapat atau pertemuan.

Dalam sebuah wawancara dengan Nilay Patel dari The Verge, Yuan mengungkapkan visinya untuk membuat Zoom menjadi perusahaan yang berbasis AI.

Revolusi Rapat dan Kembaran Digital

Menurutnya, dengan bantuan AI, Zoom dapat mengotomatisasi berbagai tugas dan mengurangi keterlibatan manusia dalam pekerjaan sehari-hari, termasuk keikutsertaan dalam rapat.

Dalam kata-katanya, Yuan menggambarkan bagaimana avatar digitalnya akan menggantikan kehadirannya dalam proses pengambilan keputusan dan pertemuan penting lainnya.

Namun, Yuan juga mengakui bahwa teknologi AI saat ini belum cukup canggih untuk mewujudkan visinya sepenuhnya. Model bahasa besar (LLM), yang merupakan bagian integral dari AI yang digunakan, masih memiliki keterbatasan dalam meniru penalaran manusia.

Meskipun demikian, Yuan optimis bahwa di masa depan, setiap individu akan memiliki LLM pribadi yang disesuaikan dengan kepribadiannya, bukan mengandalkan model yang umum.

Terkait dengan keamanan dan privasi, Yuan menekankan pentingnya memastikan bahwa percakapan dalam Zoom aman dari ancaman deepfake dan serangan lainnya.

Zoom sedang mengembangkan cara untuk mendeteksi dan melindungi pengguna dari deepfake serta membuatnya dalam bentuk avatar digital.

Baca juga: Google Perluas Ekosistem ChromeOS dengan Akuisisi Cameyo

AI di Konferensi Zoom

Selain avatar digital, Zoom juga telah meluncurkan fitur rangkuman rapat bertenaga AI yang dapat menghasilkan ringkasan diskusi tanpa campur tangan manusia.

Namun, tudingan Patel tentang ketidakakuratan LLM dalam menyimpulkan informasi menunjukkan bahwa ada tantangan yang harus diatasi dalam mewujudkan visi tersebut.

Menjawab pertanyaan tentang relevansi Zoom di masa depan, Yuan berpendapat bahwa dengan adopsi teknologi AI, orang mungkin akan memiliki lebih banyak waktu untuk interaksi tatap muka dan waktu luang.

Ini menggambarkan bagaimana Zoom ingin menjadi lebih dari sekadar platform konferensi video, tetapi juga memengaruhi cara kita bekerja dan berinteraksi di era yang semakin terkoneksi ini. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *