171 Hari di Luar Angkasa, Bagaimana Asronot NASA Menyesuaikan Diri Kembali di Bumi?

Astronot NASA Nick Hague, Suni Williams, Butch Wilmore, dan kosmonot Roscosmos Aleksandr Gorbunov mendarat dengan SpaceX Dragon di lepas pantai Tallahassee, Florida, pada 18 Maret 2025. Usai 171 hari di mikrogravitasi, mereka kini menghadapi tantangan beradaptasi kembali dengan gravitasi Bumi—dari perubahan fisik hingga keseimbangan tubuh. Foto: NASA.

SETELAH menghabiskan hampir enam bulan di lingkungan tanpa gravitasi, para astronot NASA Crew-9 yang terdiri dari Nick Hague, Suni Williams, dan Butch Wilmore, bersama kosmonot Roscosmos Aleksandr Gorbunov menghadapi tantangan besar saat kembali ke Bumi. Tubuh mereka yang telah beradaptasi dengan mikrogravitasi harus menyesuaikan diri kembali dengan tarikan gravitasi Bumi, yang memengaruhi keseimbangan, otot, hingga sistem kardiovaskular.

Tantangan Fisik: Dari Kehilangan Otot hingga Gangguan Keseimbangan

Berada dalam kondisi tanpa gravitasi untuk waktu yang lama menyebabkan berkurangnya massa otot dan kepadatan tulang. Studi dari NASA menunjukkan bahwa astronot dapat kehilangan hingga 1–2% kepadatan tulang per bulan selama di luar angkasa.

Para astronot juga mengalami atrofi otot akibat minimnya penggunaan tubuh bagian bawah (NASA Human Research Program, 2023). Itulah sebabnya setelah kembali ke Bumi, mereka membutuhkan rehabilitasi fisik yang intensif untuk mengembalikan kekuatan dan keseimbangan tubuh.

Baca juga: Enam Bulan ‘Terjebak’ di Orbit, Astronot NASA Akhirnya Pulang

Selain itu, sistem vestibular—yang mengatur keseimbangan di telinga bagian dalam—harus beradaptasi kembali dengan gravitasi. Ini menyebabkan banyak astronot mengalami vertigo, mual, dan kesulitan berjalan setelah kembali dari misi luar angkasa (European Space Agency, 2022). Efek ini dikenal sebagai orthostatic intolerance, di mana tekanan darah tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik saat seseorang berdiri setelah kembali ke Bumi.

Tantangan Psikologis: Dari Isolasi ke Kembali ke Masyarakat

Selain dampak fisik, perjalanan panjang di luar angkasa juga berpengaruh pada kesehatan mental. Isolasi dalam lingkungan terbatas dengan rutinitas yang monoton bisa menyebabkan stres dan gangguan tidur. NASA mencatat bahwa sekitar 70% astronot melaporkan mengalami gangguan tidur akibat perubahan siklus sirkadian selama misi (NASA Behavioral Health & Performance, 2023).

Baca juga: Kisah Keteguhan Sunita Williams Terjebak di Luar Angkasa

Saat kembali ke Bumi, astronot sering mengalami reentry shock—suatu kondisi di mana mereka perlu menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial yang lebih kompleks dibandingkan kehidupan terstruktur di luar angkasa.

Transisi dari interaksi terbatas dengan tim kecil di ISS ke kehidupan dengan keluarga dan masyarakat luas bisa menjadi tantangan psikologis yang cukup besar (American Psychological Association, 2023). Oleh karena itu, program pemulihan pascamisi tidak hanya mencakup terapi fisik tetapi juga sesi dukungan psikologis untuk membantu astronot kembali ke kehidupan normal.

Proses Pemulihan: Rehabilitasi dan Penelitian untuk Misi Masa Depan

Setibanya di Bumi, para astronot langsung menjalani serangkaian tes medis dan rehabilitasi. Program ini mencakup latihan fisik intensif, terapi keseimbangan, serta pemantauan kesehatan kardiovaskular. Sejumlah studi menunjukkan bahwa pemulihan penuh dari efek mikrogravitasi bisa memakan waktu berbulan-bulan, tergantung pada durasi misi dan kondisi fisik individu (The Lancet Neurology, 2022).

Baca juga: Kisah Barry ‘Butch’ Wilmore yang Terjebak di Luar Angkasa

Penelitian mengenai adaptasi manusia setelah perjalanan luar angkasa sangat penting bagi misi masa depan, termasuk eksplorasi jangka panjang ke Bulan dan Mars. Ilmuwan terus mengembangkan strategi untuk mengurangi dampak negatif mikrogravitasi, seperti latihan resistensi khusus dan nutrisi yang lebih optimal selama misi (Journal of Applied Physiology, 2023).

Meski tantangannya besar, astronot Crew-9 adalah bukti nyata bahwa manusia dapat beradaptasi dengan lingkungan ekstrem dan kembali membawa wawasan berharga bagi dunia sains dan eksplorasi antariksa. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *