
JAKARTA, mulamula.id – Arab Saudi resmi merilis kalender musim haji untuk 25 tahun ke depan. Perubahan ini dipicu oleh siklus kalender lunar, yang menyebabkan rotasi musim haji dari musim panas ke musim-musim lainnya.
Setelah bertahun-tahun digelar dalam suhu ekstrem musim panas, ibadah haji akan segera memasuki fase yang lebih ramah cuaca. Tahun ini, yang bertepatan dengan 1446 Hijriah atau Juni 2025, menjadi penutup periode haji musim panas untuk sementara waktu.
Dari Musim Semi Hingga Kembali ke Musim Panas
Juru Bicara Pusat Meteorologi Nasional Saudi (NCM), Hussein Al-Qahtani, menjelaskan bahwa selama delapan tahun ke depan, haji akan berlangsung di musim semi. Kemudian bergeser ke musim dingin selama delapan tahun berikutnya, dilanjutkan musim gugur, sebelum kembali ke musim panas pada 1471 H atau Agustus 2050 M.
Berikut rincian pergeseran musim haji tersebut:
- Musim Panas: 1446 H / Juni 2025 M
- Musim Semi: 1447–1454 H / Mei 2026 – Maret 2033 M
- Musim Dingin: 1455–1462 H / Februari 2034 – Desember 2041 M
- Musim Gugur: 1463–1470 H / November 2042 – September 2049 M
- Musim Panas Kembali: 1471 H / Agustus 2050 M
Pergeseran ini memungkinkan jemaah menjalankan ibadah dalam kondisi cuaca yang lebih bersahabat, terutama bagi lansia atau mereka yang rentan terhadap suhu panas ekstrem.
Baca juga: Ujian Panas di Tanah Suci, Haji 2025 di Bawah Terik 50°C
Haji 2025, Suhu Ekstrem Hingga 47°C
Ibadah haji 2025 berlangsung di bawah suhu tinggi. Pusat Meteorologi Saudi mencatat suhu maksimum di kawasan suci mencapai 40°C hingga 47°C. Suhu minimum berkisar antara 27°C hingga 32°C.

Mengantisipasi cuaca ekstrem, pemerintah Saudi mengimbau jemaah membatasi aktivitas luar ruang. Peringatan khusus dikeluarkan pada puncak wukuf di Arafah, Kamis 5 Juni 2025 lalu. Otoritas meminta jemaah tetap berada di dalam tenda dari pukul 10.00 pagi hingga 16.00 sore demi mencegah heat stress dan gangguan kesehatan lainnya.
Baca juga: Tak Hanya Doa, Ibadah Haji Menuntut Fisik yang Tangguh
Adaptasi Besar Ibadah Haji
Perubahan jadwal haji ini menunjukkan upaya adaptasi Arab Saudi dalam mengelola jutaan jemaah di tengah tantangan perubahan iklim dan fluktuasi suhu ekstrem. Selain aspek keagamaan, perencanaan jangka panjang ini juga berdampak pada pengelolaan infrastruktur, kesehatan jemaah, hingga pengembangan layanan logistik.
Dengan rotasi musim ini, diharapkan pengalaman ibadah haji dalam dekade-dekade mendatang menjadi lebih aman, nyaman, dan inklusif. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.