
YOGYAKARTA, Mulamula.id – Yogyakarta kembali menjadi panggung bagi perpaduan budaya, sastra, dan cita rasa kopi. Di Resto Narasa & Coffee, Bantul, sebuah acara pembacaan puisi bertajuk SANGER digelar pada Selasa, 25 Maret 2025, pukul 16.00 WIB. Acara ini tidak hanya menghadirkan karya sastra penuh makna, tetapi juga memperkenalkan Kopi Sanger, minuman khas Aceh yang kini meramaikan skena kopi di Yogyakarta.
Kopi Sanger, Cita Rasa dari Tanah Rencong
Di balik sajian puisinya, acara ini juga menjadi ajang memperkenalkan Kopi Sanger sebagai produk unggulan. Minuman khas Aceh ini telah mendapat tempat di hati para pecinta kopi di Jogja. Filosofi Kopi Sanger sendiri mencerminkan semangat gotong royong dan kesederhanaan, mengingatkan kita akan pentingnya keberlanjutan industri kopi dan kesejahteraan petani lokal. “Majukan kopi, makmurkan petani,” begitu pesan yang diusung dalam acara ini.
Puisi dan Kritik Sosial
Tazbir Abdullah, penyair yang tampil dalam acara ini, membawakan tiga puisi dengan kritik tajam terhadap kondisi sosial-politik di Indonesia:
- Aku Terlanjur – Mengisahkan keresahan seorang anak bangsa yang belajar tentang hak asasi manusia, demokrasi, dan pemerintahan bersih, namun masih melihat banyak ketimpangan.
- Bau Busuk Nepotisme – Menyoroti praktik nepotisme yang menggerogoti birokrasi dan pentingnya profesionalisme serta keadilan dalam rekrutmen di lembaga pemerintahan dan BUMN.
- Negara dan Puasa – Mengajak refleksi tentang puasa sebagai latihan menahan diri, mengaitkannya dengan maraknya korupsi akibat ketidakmampuan manusia mengendalikan hawa nafsunya.

Musik dan Renungan di Bulan Ramadhan
Selain puisi, acara ini juga dimeriahkan pementantasan musik oleh Memet Ch Slamet, seorang doktor di bidang musik dan alumni ISI Yogyakarta. Aransemen musiknya menambah nuansa syahdu, selaras dengan pesan moral dalam puisi yang dibacakan.
Dalam suasana Ramadan, acara ini menjadi ruang refleksi bagi masyarakat. Seperti yang disampaikan Tazbir Abdullah, “Sekecil apa pun, kita wajib bersuara untuk Indonesia yang lebih baik.” Sebuah pesan kuat bahwa seni dan budaya memiliki peran dalam mengingatkan dan menginspirasi perubahan. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.