“Bukan Malaikat” ala Ketua MA, Hinca: Itu Jalan Pintas ke Dekadensi

Anggota Komisi III DPR, Hinca IP Pandjaitan. Foto: Instagram/ @hincaippandjaitanxiii.

JAKARTA, mulamula.id Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat, Hinca IP Pandjaitan, melontarkan kritik keras terhadap pernyataan Ketua Mahkamah Agung (MA) Sunarto yang menyebut bahwa “hakim bukan malaikat” dan “jangan jadi setan semua.” Bagi Hinca, kalimat tersebut bisa menurunkan standar etik dan moral profesi hakim.

Menurut Hinca, pernyataan itu seakan-akan mengaburkan posisi luhur hakim sebagai wakil Tuhan di bumi. Ia menilai, jika standar seorang hakim diturunkan hanya sebatas “asal bukan setan”, maka ruang toleransi atas penyimpangan justru terbuka lebar.

“Itu menyeret posisi hakim dari takhta moral tinggi ke dataran kompromi manusiawi,” kata Hinca, Jumat (23/5/2025).

Baca juga: Sunarto: Hakim Bukan Malaikat, tapi Jangan Jadi Setan

Hinca lalu mengibaratkan hakim sebagai lilin dalam ruang gelap. Ia menegaskan bahwa dalam kondisi apapun, hakim seharusnya menjadi titik terang—bukan ikut larut dalam gelapnya situasi.

“Fungsi hakim adalah menerangi. Meski rapuh dan mudah padam, nyalanya harus tetap menyala,” tambahnya.

Tolak Istilah “Oknum Hakim”

Ia juga menolak istilah “oknum hakim”. Bagi Hinca, seorang hakim yang menyimpang tak lagi layak menyandang gelar itu.

“Hakim bukan sekadar jabatan, tapi satu kesatuan antara nilai, integritas, dan mandat ketuhanan. Jika ia menyimpang, maka ia telah melepas jubah kehakimannya,” tegasnya.

Meski memahami kekecewaan Ketua MA atas ulah sebagian hakim, Hinca mengingatkan agar kehati-hatian tetap dijaga dalam menyampaikan pernyataan publik. Ia khawatir, narasi bahwa “hakim bukan malaikat” justru menjadi pembenaran kolektif bagi sikap permisif terhadap pelanggaran.

Baca juga: Ketua MA Soroti Gaya Hidup Mewah Hakim: Gaji Jutaan, Barang Miliaran

“Jangan sampai narasi ini menjadi jalan pintas psikologis bagi para hakim untuk berdamai dengan kelemahan mereka. Hakim harus tetap mendongak ke langit, bukan membenamkan kepala di lumpur,” pungkasnya.

Konteks, Pernyataan Ketua MA

Dalam kegiatan pembinaan internal MA pada 23 Mei 2025, Sunarto menyampaikan bahwa hakim, sebagai manusia biasa, tak bisa selalu bersikap sempurna layaknya malaikat. Namun, ia menekankan bahwa para hakim juga tidak boleh menjadi “setan”.

“Manusia adalah pertarungan antara malaikat dan setan. Hakim juga begitu. Tapi jangan semua jadi setan,” kata Sunarto.

Pernyataan ini memicu diskusi hangat di kalangan publik dan parlemen mengenai bagaimana seharusnya integritas lembaga kehakiman dipertahankan, tanpa terjebak dalam pembelaan terhadap kekurangan manusiawi. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *