
NEW York, musim panas 1976. Kota itu hidup dalam ketakutan. Malam hari sepi, klub malam kehilangan tamunya, dan perempuan muda takut berjalan sendirian. Semua karena teror seorang pria yang menembak korban secara acak, David Berkowitz, atau yang lebih dikenal sebagai Son of Sam.
Hampir 50 tahun kemudian, Netflix kembali menggali kisah mencekam itu lewat dokumenter terbaru berjudul Conversations with a Killer: The Son of Sam Tapes. Serial tiga episode ini tayang perdana pada 30 Juli 2025 dan segera memicu perbincangan.
Dokumenter ini bukan sekadar mengulang kronologi. Sutradara Joe Berlinger, yang dikenal lewat karya-karya true crime, menghadirkan rekaman audio eksklusif wawancara Berkowitz dengan jurnalis Jack Jones di penjara Attica pada 1980. Rekaman tersebut baru kali ini dipublikasikan, memperdalam potret psikologis seorang pembunuh yang menebar teror terbesar di New York era 1970-an.
Teror di Kota yang Tak Pernah Tidur
Antara 1976 dan 1977, Berkowitz menembak belasan orang dengan pistol kaliber 44. Enam di antaranya tewas. Surat-surat yang ia tinggalkan di lokasi kejadian mempermainkan polisi dan media, membentuk persona “Son of Sam” yang misterius.
Baca juga: ‘Con Mum’, Ketika Kerinduan Anak Jadi Celah Penipuan Ibu Kandung
Kota New York lumpuh. Warga menutup diri, media mengeksploitasi cerita, dan polisi berada di bawah tekanan publik. Kasus ini menjadi salah satu momen paling kelam dalam sejarah kriminal Amerika, dan menandai lahirnya budaya true crime dalam pemberitaan.
Menguak Pikiran Gelap Berkowitz
Dalam rekaman wawancara, Berkowitz berbicara tentang masa kecilnya yang penuh luka. Ia merasa ditolak sejak kecil karena diadopsi, lalu tumbuh dengan perasaan terasing. Narasi ini memberi gambaran bagaimana trauma bisa berubah menjadi kekerasan.
Baca juga: Stolen: Heist of the Century, Kisah Pencurian Berlian Terbesar yang Masih Sisakan Misteri
Menariknya, Berkowitz juga mengaku bahwa cerita tentang anjing tetangga yang “dikuasai setan” hanyalah tipuan. Ia sengaja memanipulasi media, dan berhasil. Kisah itu menjadi salah satu mitos paling terkenal dalam sejarah kriminal modern.
Namun, dokumenter ini tak berhenti di sana. Berlinger menghadirkan suara korban yang selamat, keluarga korban, penegak hukum, dan jurnalis. Perspektif mereka memperlihatkan bagaimana luka sosial akibat teror tak pernah benar-benar sembuh.
Antara Fakta, Teori, dan Konspirasi
Kasus Son of Sam lama dipenuhi teori konspirasi. Ada anggapan Berkowitz bagian dari sekte gelap, atau tidak bertindak sendirian. Dokumenter ini menyoroti isu tersebut, namun juga mengingatkan bahwa setelah penangkapannya, tak ada lagi korban baru. Fakta ini menguatkan dugaan bahwa ia memang bertindak sendiri.
Baca juga: Kisah Gelap Angi: Sahabat Dibunuh, Identitas Dicuri
Meski begitu, rekaman terbaru menimbulkan pertanyaan etis. Apakah seorang pembunuh berantai pantas mendapat ruang bicara lagi? Atau justru publik perlu mendengar agar bisa memahami akar kekerasan dan mencegahnya terulang?
Cermin bagi Publik
Lebih dari sekadar kisah kriminal, dokumenter ini adalah cermin tentang bagaimana media, aparat, dan masyarakat merespons teror. Kasus Berkowitz memperlihatkan bahwa ketakutan bisa menyebar lebih luas daripada peluru.
Baca juga: 23 Tahun Hilang di Kapal Pesiar, Misteri Amy Bradley Tantang Hukum Laut Internasional
Bagi penonton di Indonesia, The Son of Sam Tapes bukan hanya tontonan menegangkan. Dokumenter ini juga pengingat akan bahaya glorifikasi kriminal, pentingnya pemahaman psikologis, dan bagaimana trauma kolektif bisa bertahan lintas generasi.
Netflix sekali lagi membuktikan bahwa true crime bukan hanya hiburan. Tapi, juga bisa menjadi ruang refleksi, tentang kejahatan, tentang media, dan tentang sisi gelap manusia yang tak pernah sederhana. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.
Dukung Jurnalisme Kami: https://saweria.co/PTMULAMULAMEDIA