Dana Pemerintah Rp10 Triliun untuk BSI, Aceh Jadi Alasan Utama

Kantor Bank Syariah Indonesia (BSI) di Banda Aceh. BSI menjadi satu-satunya bank dengan akses penuh ke Aceh dan mendapat alokasi Rp10 triliun dari pemerintah. Foto: Instagram/ titiktemu_photography.

JAKARTA, mulamula.id Pemerintah menyalurkan Rp200 triliun dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) ke lima bank Himbara. Dari jumlah itu, Bank Syariah Indonesia (BSI) mendapat Rp10 triliun. Angka ini jauh lebih kecil dibanding Bank Mandiri, BRI, dan BNI yang masing-masing menerima Rp55 triliun. BTN memperoleh Rp25 triliun.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan alasan utama BSI masuk daftar penerima adalah aksesnya ke Aceh. “BSI satu-satunya bank yang punya jalur penuh ke Aceh. Jadi dana ini bisa dimanfaatkan di sana,” ujar Purbaya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (12/9).

Penting bagi Ekonomi Aceh

Aceh memiliki kekhususan penerapan Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Semua aktivitas keuangan di provinsi ini wajib menggunakan sistem syariah. Dengan demikian, BSI menjadi tulang punggung perbankan.

Dana pemerintah yang ditempatkan di BSI memberi peluang tambahan likuiditas. Hal ini penting untuk mempercepat penyaluran kredit, termasuk bagi sektor usaha kecil, pertanian, dan perdagangan yang menopang ekonomi Aceh.

Ekonom lokal menilai langkah ini bisa membantu mendorong investasi dan membuka lapangan kerja. Namun, tantangan tetap ada. Selama ini, kapasitas perbankan syariah dalam menyalurkan pembiayaan besar masih terbatas.

Mekanisme dan Tantangan

Penempatan dana dilakukan dalam bentuk Deposito On Call, baik konvensional maupun syariah. Tidak ada mekanisme lelang atau batas tenor. Pemerintah hanya menetapkan bunga sekitar 4 persen.

Purbaya menegaskan dana tersebut tidak boleh dipakai untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN). Bank harus menyalurkannya ke sektor riil. Jika tidak dimanfaatkan, bank justru rugi karena menanggung biaya modal.

Di Aceh, pertanyaan utamanya apakah Rp10 triliun ini cukup mampu menjawab kebutuhan pembiayaan yang besar? Banyak kalangan berharap BSI menyalurkan dana ke sektor produktif, bukan hanya ke pembiayaan konsumtif.

Optimisme Pertumbuhan

Pemerintah optimistis tambahan likuiditas Rp200 triliun untuk perbankan akan menggerakkan ekonomi nasional. Bagi Aceh, suntikan ini bisa menjadi momentum memperkuat ekonomi syariah sekaligus mengurangi ketergantungan pada dana otonomi khusus yang akan berakhir pada 2027.

Jika tepat sasaran, Rp10 triliun di BSI dapat menjadi pemicu percepatan pertumbuhan Aceh. Namun, tanpa strategi distribusi kredit yang kuat, dana ini bisa menguap tanpa dampak nyata. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *