NDC Kedua Belum Dikirim, Apa yang Terjadi?

Panel surya di bawah langit biru. Energi terbarukan menjadi simbol harapan atas komitmen iklim baru Indonesia menjelang COP30. Foto: Ilustrasi/ Pixabay/ Pexels.

MENJELANG Konferensi Perubahan Iklim PBB atau COP30 di Brasil pada November 2025, Indonesia ternyata belum menyerahkan dokumen Second Nationally Determined Contribution (NDC) ke United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Padahal, batas waktu pengiriman sudah lewat sejak akhir September lalu.

Dokumen NDC penting karena berisi target dan strategi Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK). Tanpa NDC baru, dunia belum tahu seberapa jauh komitmen Indonesia dalam menekan laju pemanasan global.

Belum Sendirian, tapi Terlambat

Direktur Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri, Tri Purnajaya, mengatakan Indonesia tidak sendirian. “Baru sepertiga dari 198 negara yang sudah menyerahkan NDC. Jadi, belum terlambat,” ungkapnya dalam sebuah webinar, Selasa (14/10/2025).

Baca juga: Second NDC Indonesia, Langkah Nyata atau Sekadar Janji Iklim?

Ia menegaskan penyusunan NDC dilakukan secara terbuka, dipimpin oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Pemerintah, kata Tri, telah melibatkan banyak pihak, termasuk NGO dan akademisi. “Selama dua tahun terakhir, prosesnya terbuka dan melibatkan semua sektor,” tambahnya.

Namun, penjelasan itu belum sepenuhnya menenangkan publik. Banyak pihak khawatir keterlambatan ini bisa menurunkan kredibilitas Indonesia di mata dunia.

Bukan Sekadar Dokumen

Menurut Program and Policy Manager Yayasan CERAH, Wicaksono Gitawan, NDC bukan hanya formalitas. “Ini bukti keseriusan pemerintah untuk menurunkan emisi dan mempercepat transisi energi. Keterlambatan bisa berdampak pada kepercayaan global,” ujarnya.

Baca juga: Revolusi Iklim dari Brasil, Kontribusi Global Tanpa Batas Negara

Desain Grafis: Daffa Attarikh/ MulaMula.

Indonesia sebelumnya sudah berkomitmen menurunkan emisi 31,89 persen dengan upaya sendiri dan 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030. Pemerintah juga menargetkan emisi nol bersih (net-zero) pada 2060 atau lebih cepat.

Baca juga: PLTS Sasar 80 Ribu Desa, Saatnya Bilang Bye ke Batu Bara?

Tapi tantangannya nyata: emisi sektor energi masih tinggi, penggunaan batubara belum turun, dan investasi hijau berjalan lambat.

Dunia Menunggu Langkah Nyata

COP30 nanti akan jadi ujian besar. Dunia menunggu apakah Indonesia akan membawa NDC baru yang ambisius dan realistis, bukan sekadar janji di atas kertas.

Baca juga: 170 Negara Belum Serahkan Target Iklim, Krisis 2°C Mengintai

Karena pada akhirnya, iklim tidak menunggu siapa pun. Setiap bulan tanpa aksi berarti suhu bumi makin naik, dan ruang bagi perubahan makin sempit. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *