Apa itu Jembatan Donat yang akan dibangun di Jakarta?

Render desain proyek Jembatan Donat di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, yang akan menghubungkan empat moda transportasi, MRT Jakarta, LRT Jabodebek, KRL Commuter Line, dan kereta bandara, di atas Jalan Jenderal Sudirman. Sumber: @bigalphaid.

JAKARTA sedang menyiapkan “camilan” baru di tengah hutan beton, Jembatan Donat. Bukan kue raksasa sungguhan, melainkan jembatan pejalan kaki berbentuk melingkar di kawasan Dukuh Atas, yang digadang-gadang bakal menjadi ikon baru ibu kota sekaligus simpul penghubung berbagai moda transportasi publik.

Desain Futuristik di Tengah Kota Tersibuk

Bayangkan melintas di atas kawasan Sudirman tanpa harus menembus lalu lintas atau kehujanan. Begitulah gagasan besar Jembatan Donat.

Bentuknya melingkar seperti donat, lebarnya sekitar 12 meter, dan akan menghubungkan empat sisi kawasan Dukuh Atas. Area pertemuan MRT Jakarta, LRT Jabodebek, KRL Commuter Line, dan kereta bandara.

Dari total lebar itu, sekitar 7 meter disiapkan untuk pejalan kaki, sementara sisanya akan menjadi ruang komersial mini, tempat orang bisa berhenti, menikmati kopi, atau sekadar menatap skyline Jakarta dari ketinggian.

Baca juga: MRT Timur-Barat Siap Dibangun, Jakarta–Bekasi Jadi Prioritas 2026

Proyek ini menjadi bagian dari pengembangan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas, yang digarap oleh PT MRT Jakarta. Pembangunan dijadwalkan dimulai pada awal 2026, dengan target rampung akhir 2027 sebagai kado ulang tahun ke-500 Kota Jakarta.

Dukungan Gubernur dan Sorotan Presiden

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan proyek ini menjadi prioritas pemerintah daerah. Dalam acara Jakarta Innovation Days di Thamrin (21/10/2025), Pramono bahkan sempat berkelakar sambil mengingatkan Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat, agar proyek tersebut benar-benar terwujud.

“Yang di Dukuh Atas ini, mudah-mudahan hadir. Saya kalau lihat wajah Pak Dirut MRT itu, ingatnya Dukuh Atas terus saja. Kalau sampai nggak selesai, awas Pak Dirut yang malu saya, lho, bukan Pak Dirut,” ujar Pramono.

Desain Grafis: Daffa Attarikh/ MulaMula.

Ia menambahkan, proyek Jembatan Donat sudah sering disebut di berbagai forum hingga diketahui oleh Presiden Prabowo Subianto. Karena itu, ia meminta agar pengerjaan bisa segera dilakukan agar target penyelesaian 2026 dapat tercapai.

Baca juga: Hidup di Jakarta Butuh Rp 14,8 Juta per Bulan, Cukupkah UMP Rp 5 Juta?

“Sudah woro-woro terus, ngomong di mana saja mau dibangun. Sampai Bapak Presiden pun sudah tahu. Jadi, inilah yang menjadi prioritas,” ujarnya.

Kajian Jepang & Bentuk yang Masih Fleksibel

Sementara itu, Staf Khusus Gubernur Bidang Pakar Tata Kota Nirwono Joga menjelaskan bahwa proyek ini masih menunggu hasil kajian dari lembaga Urban Renaissance Agency (UR) asal Jepang. Kajian tersebut akan menentukan bentuk akhir, skema pembiayaan, dan kelayakan konstruksi.

“Paling nggak yang perlu dicatat, satu, bahwa konstruksi pembangunan jembatan donatnya masih dalam kajian,” kata Nirwono.

Ia menambahkan, bentuk jembatan belum tentu bulat sempurna seperti yang beredar di publik. Desain akhir akan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tata letak moda transportasi di Dukuh Atas.

Menuju Kota Pejalan

Lebih dari sekadar infrastruktur, Jembatan Donat diharapkan menjadi simbol transformasi Jakarta menuju kota yang lebih manusiawi dan ramah pejalan kaki.

Baca juga: Mengapa Warga Jakarta Perlu Beralih ke Transportasi Publik?

Kawasan Dukuh Atas yang dulu hanya dikenal sebagai simpul transportasi kini sedang berproses menjadi ruang publik yang hidup. Tempat orang menyeberang, bertemu, dan menikmati kota dengan cara baru.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, pada 2027 nanti warga bisa melangkah di atas “donat” raksasa itu. Bukan untuk dimakan, tapi untuk menikmati wajah baru Jakarta yang semakin futuristik dan bersahabat bagi pejalan kaki. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *