Super-Taxonomy, Bahasa Baru Keuangan Hijau dari Brasil ke Indonesia

Diplomasi hijau tak lagi berhenti di ruang konferensi. Brasil dan Indonesia kini berbagi bahasa baru dalam keuangan berkelanjutan. Foto: Ilustrasi/ MulaMula.

DUNIA sedang mencari bahasa baru untuk bicara tentang uang hijau. Di tengah hiruk-pikuk COP30 di Brasil, istilah itu muncul yakni Super-Taxonomy . Sebuah upaya menyatukan definisi “keberlanjutan” agar bisa dipahami bersama di seluruh dunia.

Brasil menjadi pionirnya. Melalui Brazilian Sustainable Taxonomy (BST), negeri Amazon ini menetapkan apa yang benar-benar bisa disebut “berkelanjutan”. Tak hanya soal emisi dan energi, tetapi juga keadilan sosial, gender, dan rasial. Inilah “kamus hijau” pertama dari Global South.

Brasil Menyulut Percakapan Global

BST dirancang untuk memberi panduan pada dunia keuangan, mana proyek yang benar-benar hijau dan mana yang cuma hijau di atas kertas.

Lebih dari BRL 400 miliar aset di Brasil sudah memakai label “sustainable”. Dengan taxonomy nasional, negara ini ingin memastikan label itu bukan sekadar klaim, melainkan hasil dari kriteria ilmiah dan sosial yang jelas.

Baca juga: COP30, Perjuangan Negara Berkembang untuk Keadilan Iklim

Kini Brasil melangkah lebih jauh. Mereka menawarkan gagasan Super-Taxonomy, kerangka global yang bisa menyambungkan taxonomy antarnegara. Idenya sederhana tapi revolusioner, agar investor, pemerintah, dan bisnis punya satu bahasa yang sama untuk menilai keberlanjutan, tanpa kehilangan konteks lokal.

Desain Grafis: Daffa Attarikh/ MulaMula.
Resonansinya di Indonesia

Sementara itu di Asia Tenggara, Indonesia juga sedang menyiapkan Taksonomi Hijau OJK versi 2.0.
Versi baru ini akan mencakup pembiayaan transisi, karbon, dan risiko iklim. Arah kebijakannya sejalan dengan visi Super-Taxonomy, yakni memperjelas standar, menumbuhkan transparansi, dan menarik investasi hijau lintas batas.

Baca juga: OJK Siapkan Aturan Baru untuk Pembiayaan Hijau

Bayangkan kalau proyek panas bumi di Jawa Barat atau pertanian regeneratif di NTT bisa diukur dengan bahasa keberlanjutan yang sama seperti proyek di Brasil. Aliran dana hijau global bisa mengalir lebih lancar dan adil.

Menuju Bahasa Bersama Keberlanjutan

Super-Taxonomy menandai babak baru. Dunia tak lagi bicara tentang siapa yang lebih hijau, tapi bagaimana menilai hijau dengan cara yang adil. Brasil memulai percakapan itu. Indonesia punya peluang besar untuk menjawabnya.

Dari Brasília ke Jakarta, Global South sedang menulis ulang kamus ekonomi masa depan, dengan tinta hijau dan semangat keadilan. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *