10 Nama Baru Pahlawan, Soeharto dan Marsinah Satu Deret

Presiden Prabowo Subianto memimpin upacara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/11). Para ahli waris berdiri di samping potret tokoh yang menerima gelar kehormatan dari negara. Foto: YouTube/ Sekretariat Presiden.

JAKARTA, mulamula.id Presiden Prabowo Subianto resmi menetapkan 10 tokoh baru sebagai Pahlawan Nasional 2025. Upacara penghargaan digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/11), bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.

Deretan nama itu menandai cara baru bangsa mengenang sejarahnya. Menempatkan sosok dengan latar berbeda, bahkan berseberangan, dalam satu ruang penghormatan. Dari presiden hingga aktivis buruh, dari ulama hingga tokoh adat.

Daftar Pahlawan Nasional 2025
  1. KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) – Presiden ke-4 RI, simbol pluralisme dan demokrasi.
  2. Jenderal Besar TNI Soeharto – Presiden ke-2 RI, disebut “Bapak Pembangunan”.
  3. Marsinah – Aktivis buruh yang gugur memperjuangkan keadilan bagi pekerja.
  4. Mochtar Kusumaatmadja – Konseptor hukum laut internasional, mantan Menteri Luar Negeri RI.
  5. Hajjah Rahma El Yunusiyyah – Pelopor pendidikan perempuan di Sumatera Barat.
  6. Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo – Komandan RPKAD pada masa pasca-1965.
  7. Sultan Muhammad Salahuddin – Tokoh perjuangan dari Nusa Tenggara Barat.
  8. Syaikhona Muhammad Kholil – Ulama besar Madura, guru para pendiri Nahdlatul Ulama.
  9. Tuan Rondahaim Saragih Garingging – Pemimpin adat dari Sumatera Utara.
  10. Zainal Abidin Syah – Sultan Ternate, pejuang dari Maluku Utara.
Dari Kartanegara ke Istana

Menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, daftar tersebut ditetapkan setelah rapat finalisasi di kediaman Presiden di Kartanegara, Jakarta Selatan, Minggu (9/11).

Rapat dihadiri Menteri Kebudayaan dan Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Fadli Zon, serta pimpinan DPR dan MPR.

“Presiden meminta pandangan banyak tokoh agar keputusan ini merepresentasikan suara yang luas,” ujar Prasetyo.

Presiden Prabowo Subianto menyalami Siti Hardijanti Rukmana dan Bambang Trihatmodjo, putri dan putra mantan Presiden Soeharto, selaku ahli waris penerima gelar Pahlawan Nasional, usai upacara penganugerahan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/11). Upacara digelar bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Foto: YouTube/ Sekretariat Presiden.
Soeharto dan Marsinah di Ruang yang Sama

Masuknya nama Soeharto bersama Marsinah memicu diskusi publik. Sebagian menilai hal ini sebagai bentuk kedewasaan bangsa dalam menatap sejarah secara utuh, tidak hitam putih. Namun, sebagian lainnya menilai perlu kehati-hatian agar penghormatan tidak menutup luka masa lalu.

Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menegaskan dukungannya, menyebut Soeharto sebagai tokoh besar pembangunan Indonesia.

Di sisi lain, aktivis buruh dan penyintas 1965 mengingatkan bahwa penghargaan sejarah juga semestinya diiringi ruang pengakuan terhadap korban dan keadilan sosial.

Refleksi Hari Pahlawan

Penetapan 10 nama ini memperlihatkan upaya negara merajut kembali narasi kebangsaan, menempatkan perbedaan sebagai bagian dari perjalanan panjang Indonesia.

Bagi generasi muda, ini bukan sekadar daftar nama, tapi ajakan untuk memahami bahwa sejarah selalu punya lebih dari satu versi kebenaran. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *