Banjir Sumatera: 174 Warga Meninggal, Ribuan Mengungsi

Komplek PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) terendam banjir, Kamis (27/11/2025). Operasional pabrik dihentikan sementara sebagai langkah pengamanan karena akses air terganggu, utilitas pendukung terbatas, dan kondisi eksternal belum memungkinkan beroperasi normal. Foto: Kiriman Warga.

JAKARTA, mulamula.idBencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat meninggalkan duka besar. Hingga Jumat (28/11/2025), 174 warga dilaporkan meninggal dunia. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan angka ini masih sementara karena banyak lokasi belum dapat dijangkau tim penyelamat.

Sumatera Utara mencatat korban terbanyak, dengan 116 warga meninggal, disusul Aceh 35 orang dan Sumatera Barat 23 orang. Selain itu, puluhan warga belum ditemukan. Masing-masing 42 orang di Sumut, 25 di Aceh, dan 12 di Sumbar.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menegaskan masih ada titik longsor yang belum bisa ditembus. “Setiap hari akan kami update. Indikasinya, di lokasi yang belum tersambung, kemungkinan masih ada korban,” ujarnya dalam konferensi pers.

Cuaca Membaik, Pencarian Dipercepat

Cuaca cerah pada hari Jumat menjadi kabar baik untuk operasi pencarian dan evakuasi. Tim gabungan memanfaatkan waktu untuk membuka akses, mengevakuasi warga, dan menyalurkan bantuan ke titik-titik yang masih terisolasi.

Baca juga: Banjir Besar Aceh: 35 Warga Meninggal, 25 Hilang, Ribuan Mengungsi

BNPB menilai kondisi di Sumbar relatif lebih ringan dibanding Aceh dan Sumut. Namun, sejumlah jembatan dan akses jalan masih rusak dan perlu perbaikan cepat agar bantuan bisa masuk tanpa hambatan.

Gelombang Pengungsian Meluas

Dampak terbesar terlihat dari skala pengungsian. Ribuan warga terpaksa meninggalkan rumah mereka karena rumah rusak atau berada di zona bahaya.

Sumatera Utara
  • Tapanuli Utara: 600 KK mengungsi di sebuah gereja di jalur Tarutung–Sibolga.
  • Tapanuli Tengah: 1.100 KK pada malam hari, turun menjadi 600 KK pada siang hari.
  • Tapanuli Selatan: sekitar 250 KK.
  • Sibolga: sekitar 200 KK.
  • Humbang Hasundutan: sekitar 150 KK.
  • Mandailing Natal: dampak terluas, 1.500 KK di lima titik pengungsian.
Kawasan permukiman di Pidie Jaya, Aceh, terendam lumpur dan banjir pada Kamis (27/11/2025). Aliran air deras menyeret material hingga masuk ke halaman dan rumah warga. Foto: Kiriman Warga.
Aceh

Aceh menjadi wilayah yang paling luas dampaknya di luar Sumut. Total 4.846 KK mengungsi, tersebar di banyak kecamatan:

  • Bener Meriah: warga dari 10 kecamatan
  • Aceh Tenggara: 14 kecamatan
  • Aceh Tengah: 12 kecamatan

Baca juga: Banjir dan Longsor Lumpuhkan Pidie Jaya, Aceh

Sumatera Barat

Sumbar mencatat 3.900 KK mengungsi. Daerah terparah adalah:

  • Padang Pariaman: 3.208 KK
  • Kota Solok: sekitar 600 KK
  • Daerah lain melaporkan puluhan KK di beberapa titik
    BNPB mencatat setidaknya lima jembatan rusak di Padang Pariaman, menghambat mobilitas warga dan distribusi bantuan.
Akses Masih Jadi Tantangan Besar

Banyak jalur darat masih terputus karena jembatan ambruk dan material longsoran menutup jalan. Kondisi ini membuat proses pendataan korban, pengiriman logistik, dan evakuasi warga berlangsung lambat.

BNPB mengingatkan bahwa angka korban sangat mungkin bertambah. Banyak desa berada di perbukitan dan jalur sungai dengan akses terbatas, membuat tim penyelamat membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai lokasi. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *