Banjir Sumatra, 604 Meninggal dan 464 Hilang

Jembatan Pante Dona di Aceh Tenggara putus total akibat banjir besar yang melanda wilayah itu. Kerusakan ini membuat ribuan warga terisolasi dan jalur logistik terhenti total. Foto: @sekretariat.kabinet.

JAKARTA, mulamula.idBencana hidrometeorologi yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat kini mencapai titik paling genting. Data terbaru BNPB menunjukkan skala kerusakan yang melonjak tajam, 604 warga meninggal, 464 hilang, dan 1,5 juta jiwa terdampak hanya dalam hitungan pekan.

Data itu juga menujukkan, puluhan kabupaten lumpuh, ratusan jembatan putus, dan ratusan ribu orang terpaksa mengungsi. Sumatra tidak hanya sedang dilanda banjir dan longsor, Sumatra sedang menghadapi krisis kemanusiaan terbesar dalam satu dekade.

Gelombang Pengungsian Meluas ke 50 Kabupaten

Evakuasi masih terus berlangsung. BNPB mencatat 570.700 warga mengungsi di 50 kabupaten. Banyak wilayah terputus dari akses darat karena jembatan dan jalan ambruk diterjang arus deras. Di sejumlah titik, satu-satunya cara menyalurkan bantuan hanyalah melalui heli dan perahu karet.

Baca juga: Sumatra Membutuhkan Empati Kita

Jaringan listrik, air, dan telekomunikasi juga tidak stabil. Kondisi ini memperlambat pendataan dan mempersulit pencarian warga hilang.

Kerusakan Permukiman Capai Puluhan Ribu Unit

Skala kerusakan rumah warga mencerminkan betapa masifnya dampak bencana ini. BNPB merinci:

  • 3.500 rumah rusak berat
  • 4.100 rumah rusak sedang
  • 20.500 rumah rusak ringan

Kerusakan ini membuat banyak keluarga kehilangan tempat tinggal permanen. Mereka kini tinggal di tenda darurat dengan sanitasi minim dan keterbatasan logistik.

Bangunan pendidikan juga terdampak keras. 282 Fasilitas pendidikan rusak, mengancam keberlangsungan proses belajar di ribuan sekolah dasar dan menengah.

Aceh Paling Parah

Bencana ini tidak berdampak merata. Aceh menjadi pusat kerusakan, disusul Sumatra Utara dan Sumatra Barat. Berikut rincian lengkap BNPB:

Aceh
  • Meninggal: 156 jiwa
  • Hilang: 181 jiwa
  • Terluka: 1.800 jiwa
  • Terdampak: 955.400 jiwa
  • Mengungsi: 479.300 jiwa
  • Kabupaten terdampak: 18
  • Rumah rusak berat: 2.500 unit
  • Rumah rusak sedang: 3.600 unit
  • Rumah rusak ringan: 18.200 unit
  • Fasilitas pendidikan rusak: 165 unit
  • Jembatan rusak: 197 unit
Seusai meninjau wilayah terdampak di Tapanuli Tengah, Presiden Prabowo bertolak ke Aceh Tenggara pada Senin (1/12/2025). Ia langsung meninjau Jembatan Pante Dona yang putus total akibat banjir, membuat ribuan warga terisolasi dan jalur logistik terhenti. Foto: @sekretariat.kabinet.
Sumatra Utara
  • Meninggal: 283 jiwa
  • Hilang: 169 jiwa
  • Terluka: 613 jiwa
  • Terdampak: 298.700 jiwa
  • Mengungsi: 49.600 jiwa
  • Kabupaten terdampak: 17
  • Rumah rusak berat: 124 unit
  • Rumah rusak sedang: 28 unit
  • Rumah rusak ringan: 1.000 unit
  • Fasilitas pendidikan rusak: 31 unit
  • Jembatan rusak: 19 unit
Sumatra Barat
  • Meninggal: 165 jiwa
  • Hilang: 114 jiwa
  • Terluka: 112 jiwa
  • Terdampak: 219.200 jiwa
  • Mengungsi: 41.800 jiwa
  • Kabupaten terdampak: 15
  • Rumah rusak berat: 877 unit
  • Rumah rusak sedang: 434 unit
  • Rumah rusak ringan: 1.300 unit
  • Fasilitas pendidikan rusak: 86 unit
  • Jembatan rusak: 55 unit
Fokus pada Akses dan Logistik

Pemerintah pusat mengerahkan TNI, Basarnas, Polri, dan kementerian teknis untuk mempercepat distribusi bantuan serta membuka akses ke daerah terisolasi. Namun cuaca ekstrem dan kerusakan infrastruktur membuat prosesnya tidak mudah.

Baca juga: Banjir Bandang Sumatra, Bukti Rapuhnya Manajemen Daerah Aliran Sungai

BNPB menekankan bahwa pemulihan jangka panjang harus dilakukan paralel dengan respon darurat, khususnya di daerah dengan jembatan dan jalan utama yang terputus total.

Titik Rapuh Ketahanan Iklim

Rangkaian bencana ini menegaskan kenyataan pahit. Ketahanan iklim di Sumatra berada di titik rapuh. Curah hujan ekstrem yang kini semakin sering datang bertemu dengan tata ruang yang tidak adaptif, degradasi hutan, serta daerah aliran sungai yang melemah.

Para pakar memperingatkan, tanpa perbaikan nyata, siklus bencana dengan skala seperti ini akan terus berulang. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *