Media Lokal Makin Berani, Tempo hingga Narasi Bawa Pulang Penghargaan Jurnalisme Data

Momen para pemenang IDJA 2025 merayakan karyanya, bukti jurnalisme data makin diperhitungkan, di IFI Thamrin, Jakarta, Jumat (5/12/2025). Foto: Dok.IDJA.

JAKARTA, mulamula.id Di era konten cepat dan algoritma bikin gelisah, jurnalisme data justru menunjukkan napas panjangnya. Indonesian Data Journalism Awards (IDJA) 2025 jadi panggung pembuktian bahwa cerita berbasis data tetap punya tempat, bahkan jadi standar baru untuk liputan mendalam.

Digelar di Institut Français Indonesie (IFI) Thamrin, Jakarta, Jumat (5/12/2025), ajang ini memasuki edisi ketiga dan menarik 71 karya dari 34 media. Tahun ini, pendaftaran dibuat berbayar untuk mendorong komitmen serius sekaligus menjaga keberlanjutan ajang.

Penjurian memakai indikator publik, inovasi, visualisasi, dampak, dan storytelling. Namun tak semua kategori diperlakukan sama. Bobot setiap unsur disesuaikan bidangnya.

Catatan Kritis Juri, Data Bukan Pelengkap

Dewan Penasehat IDJN, Wan Ulfa Nur Zuhra, mengingatkan bahwa masih banyak karya yang menempatkan data hanya sebagai ornamen, bukan fondasi cerita.

Baca juga: Bye Bye Copy-Paste, Karya Jurnalistik Segera Dilindungi Hukum

Ada liputan yang sebenarnya kaya data, tapi gagal menyajikannya dengan analisis tajam atau visualisasi efektif. Tetap saja, juri menilai tren positif mulai menguat:. Media daerah makin percaya diri mengolah data, bahkan berkolaborasi dengan kampus setempat.

“Jurnalisme data butuh sabar dan teliti. Dua hal ini makin langka di tengah imitasi instan dan perebutan atensi publik,” ungka;pnya.

Para Juara Tahun Ini

Berikut karya terbaik yang mencuri perhatian juri:

  • Bollo.id menyabet Liputan Data Media Lokal Terbaik lewat laporan “Anak Sekecil itu Berkelahi dengan Smelter”.
  • Katadata memenangkan Visualisasi Data Terbaik berkat liputan “Memburu Narkotika di Perairan Malaka” yang menelusuri kasus kapal 2 ton sabu Sea Dragon Tarawa.
  • Narasi kembali berjaya di kategori Lingkungan Berbasis Data dengan laporan “Downstreaming Across Power Capitals” yang membedah Weda Bay hingga Beijing.
  • Tempo membawa pulang Liputan Investigasi Berbasis Data Terbaik untuk laporan “Keluarga dan Kroni Prabowo dalam Proyek Makan Bergizi Gratis”, mengurai jejaring bisnis di balik program pemerintah.
Kilasan Tahun Lalu, Standar Tinggi Tetap Membayangi

Ajang ini juga mengenang standar edisi 2024:

  • Konsentris & Indonesia Leaks menang lewat liputan “Patgulipat Proyek Jalan di Lampung.”
  • Bisnis Indonesia memukau lewat visualisasi data industri nikel.
  • Narasi meraih penghargaan lingkungan dengan investigasi “Neraka Hilirisasi Nikel di Teluk Weda.”
  • Deduktif.id & End Modern Slavery Now! menang untuk liputan “Neraka Perbatasan” terkait judi online dan perbudakan digital.
IDJA dan Masa Depan AI, Musuh atau Partner?

Direktur Eksekutif IDJN, Mawa Kresna, menyebut IDJA sebagai pengingat penting bahwa jurnalisme kredibel harus berakar pada data.

Namun kerja ke depan makin berat. Disinformasi, banjir konten tanpa verifikasi, hingga AI yang mengubah cara kerja newsroom jadi tantangan baru.

Baca juga: AI Nggak Cuma Pintar, tapi Rakus Energi

IDJN pun merespons lewat CEK DATA AI, tools verifikasi data berbasis AI yang sedang dikembangkan. Targetnya, membantu jurnalis menyaring, mengecek, dan membangun liputan berbasis bukti.

“Kami harap ini jadi langkah awal integrasi AI yang benar untuk membantu, bukan menggantikan jurnalis data,” tegas Kresna. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *