Panel Surya Super Tipis, Bisa Dipasang di Mana Saja

Foto: Ilustrasi/ Hoan Ngọc/ Pexels.

PARA ilmuwan di Universitas Oxford baru saja mengumumkan penemuan yang berpotensi merevolusi industri energi surya. Mereka telah berhasil mengembangkan lapisan film ultra-tipis dan fleksibel yang dapat menggantikan panel surya berbasis silikon yang selama ini mendominasi pasar.

Temuan ini tidak hanya menjanjikan efisiensi yang lebih tinggi. Tetapi, juga menawarkan berbagai keunggulan tambahan yang bisa mengubah cara kita memanfaatkan energi matahari.

Panel Surya Tertipis di Dunia

Film perovskite yang baru dikembangkan ini memiliki ketebalan yang sangat mengesankan – hanya sedikit lebih dari satu mikron.

Ini menjadikannya 150 kali lebih tipis dibandingkan wafer silikon yang biasa digunakan dalam panel surya konvensional.

Meskipun ukurannya yang super tipis, jangan salah sangka tentang kemampuannya. Film ini mampu menghasilkan energi dengan efisiensi 5% lebih tinggi dibandingkan dengan panel berbasis silikon yang saat ini menjadi standar industri.

Fleksibilitas dan Efisiensi: Dua Kelebihan Utama

Salah satu aspek yang membuat film perovskite ini sangat menarik adalah fleksibilitasnya. Film ini dapat dipasang pada berbagai permukaan, memberikan kemungkinan untuk aplikasi yang jauh lebih luas daripada panel surya tradisional.

Fleksibilitas ini tidak hanya memudahkan instalasi di lokasi-lokasi yang sulit diakses. Tetapi, juga dapat mengurangi biaya konstruksi dan instalasi secara signifikan.

Dengan potensi pengurangan biaya ini, ladang energi surya bisa berkembang pesat dan menghasilkan energi yang lebih ramah lingkungan.

Foto: Ilustrasi/ AliExpress.
Tantangan dan Prospek Masa Depan

Meskipun potensi dari teknologi ini sangat menjanjikan, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Stabilitas jangka panjang dari material perovskite masih menjadi isu besar.

Material ini dikenal sensitif terhadap kelembapan, yang dapat mempengaruhi performanya dalam jangka waktu panjang.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keandalan dan daya tahannya dalam berbagai kondisi lingkungan.

Dalam sepuluh tahun terakhir, biaya teknologi surya telah mengalami penurunan yang dramatis—hingga 90% – dan ladang energi surya telah berkembang pesat di seluruh dunia. Termasuk proyek-proyek besar yang didukung oleh Departemen Energi AS dan perusahaan-perusahaan seperti Google.

Baca juga: Teknologi Dunia Menuntut Listrik Hijau dari Indonesia

Dengan inovasi terbaru dari Oxford ini, masa depan energi surya terlihat semakin cerah. Jika masalah stabilitas material dapat diatasi, teknologi ini berpotensi menjadi game-changer di dunia energi terbarukan.

Temuan baru ini menawarkan harapan besar untuk pengembangan energi surya yang lebih efisien dan terjangkau.

Dengan terus melakukan penelitian dan pengembangan, kita mungkin dapat melihat era baru dalam penggunaan energi matahari yang lebih efektif dan ramah lingkungan. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *