
DI TENGAH hiruk-pikuk negosiasi iklim dunia, panggung COP30 di Belém, Brasil, tiba-tiba menyorot satu sosok yang jauh dari dunia diplomasi internasional. Namanya Agam Rinjani. Seorang pramuantar sekaligus relawan penyelamat dari Lombok yang selama ini bekerja senyap di jalur pendakian Gunung Rinjani.
Di Paviliun Indonesia, Agam menerima Medali Kofi Annan, penghargaan internasional yang biasanya diberikan kepada tokoh-tokoh yang punya kontribusi besar di bidang kemanusiaan dan keadilan sosial. Kali ini, medali itu jatuh ke tangan seorang penyelamat gunung dari Nusa Tenggara Barat.
Dan ceritanya memang luar biasa.
Momen yang Menggetarkan COP30
Penghargaan diserahkan langsung oleh Global ESG Institute, Brasil. Direktur Hubungan Internasional lembaga itu, Paola Comin, menyebut Agam sebagai “contoh nyata bahwa empati masih hidup di dunia yang semakin individualistis.”
Ia merujuk pada aksi penyelamatan yang membuat nama Agam dikenal luas, evakuasi jenazah pendaki Brasil, Juliana Marins, yang jatuh ke jurang lebih dari 600 meter di Gunung Rinjani. Insiden itu terjadi Juni 2025 dan menjadi salah satu operasi penyelamatan paling berat di kawasan itu.
Baca juga: COP31 Masih Ngambang, COP32 Sudah Punya Rumah di Addis Ababa
Agam terlibat sejak detik pertama. Ia turun langsung ke jalur curam, memasang tenda di tebing, bermalam di lokasi, dan memimpin pengangkatan jenazah. Tindakan itu bukan hanya membutuhkan keahlian teknis, tetapi juga keberanian luar biasa.
Tokoh Lokal yang Mendunia
Agam bukan nama baru di dunia pendakian Rinjani. Ia tercatat membantu sekitar 70 persen operasi evakuasi yang terjadi di gunung tersebut. Keahlian vertical rescue membuatnya jadi salah satu penyelamat paling diandalkan.
Namun COP30 mengangkat perjalanan hidupnya dari level lokal ke panggung global. Banyak delegasi dan peserta yang terharu saat momen penyematan medali berlangsung.

Dalam sambutannya, Agam berkata singkat tapi kuat. “Ini kehormatan sekaligus tanggung jawab besar bagi saya.”
Apa Istimewanya Medali Kofi Annan?
Penghargaan ini diambil dari nama mantan Sekjen PBB Kofi Annan, peraih Nobel Perdamaian dan salah satu tokoh yang paling disegani di dunia.
Medali ini diberikan kepada individu yang menunjukkan:
- komitmen pada kemanusiaan,
- kepedulian terhadap kelompok rentan,
- kontribusi pada perdamaian,
- dan tindakan nyata dalam keberlanjutan sosial.
Dengan kata lain, bukan penghargaan sembarangan. Dan tidak banyak orang di dunia yang pernah menerimanya.
Indonesia Bangga, Dunia Mengakui
Aksi Agam membuktikan bahwa kepahlawanan tidak perlu panggung besar. Kadang berasal dari tempat-tempat yang jarang tersorot. Dari jalur bebatuan Rinjani, ia membawa cerita tentang empati, keberanian, dan tekad membantu sesama, apa pun risikonya.
Baca juga: COP30: Waktu Menjadi Musuh Terbesar Aksi Iklim
Kini kisahnya bergema di Belém dan dicatat sebagai bagian dari cerita besar COP30.
Bahwa di tengah pembicaraan soal emisi, pendanaan, dan masa depan planet, manusia tetap menjadi inti dari segalanya. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.