
JAKARTA, mulamula.id – Albania mencetak sejarah baru. Perdana Menteri Edi Rama memperkenalkan “menteri” pemerintah pertama di dunia yang dijalankan oleh kecerdasan buatan (AI). Menteri virtual bernama Diella ini diberi mandat penuh untuk mengawasi proses tender publik.
Langkah tersebut diumumkan Rama saat memperkenalkan kabinet baru Partai Sosialis setelah kemenangan besar dalam pemilu Mei lalu. Rama menyebut Diella sebagai simbol era baru pemerintahan digital di Albania.
“Diella adalah anggota pemerintah pertama yang tidak hadir secara fisik, tetapi hadir secara virtual melalui kecerdasan buatan,” kata Rama, seperti dikutip France 24 dan Arab News (12/9).
Diella, Menteri Virtual “Bebas Korupsi”
Nama Diella berarti “matahari” dalam bahasa Albania. Rama menegaskan, semua keputusan terkait tender publik akan dipercayakan pada Diella, dengan jaminan transparansi total.
“Dengan Diella, proses tender publik akan 100 persen bebas korupsi. Setiap dana yang masuk ke prosedur tender akan terbuka sepenuhnya,” tegas Rama.
Keputusan ini mencerminkan ambisi besar pemerintah untuk memperbaiki tata kelola publik dan memperkuat kepercayaan masyarakat.

Dari Asisten Virtual ke Kabinet Pemerintah
Diella bukan sosok baru. Pada Januari lalu, sistem ini diluncurkan sebagai asisten virtual berbasis AI di platform e-Albania. Avatar Diella digambarkan sebagai perempuan dengan pakaian tradisional Albania, yang membantu warga mengakses dokumen dan layanan resmi.
Baca juga: AI Bisa Gantikan Dokter, tapi Menyerah pada Perawat dan Tukang Ledeng
Hingga kini, platform e-Albania telah memproses lebih dari 36.600 dokumen digital dan menyediakan hampir 1.000 layanan publik. Keberhasilan ini kemudian dijadikan dasar untuk “menaikkan kelas” Diella menjadi bagian dari kabinet.
Konteks Politik dan Target Eropa
Bagi Rama, pengangkatan Diella lebih dari sekadar inovasi teknologi. Ia ingin menunjukkan keseriusan Albania dalam memberantas korupsi, isu sensitif yang selama ini menghambat kepercayaan publik dan integrasi regional.
Pemerintah menegaskan, perang melawan korupsi adalah syarat mutlak menuju keanggotaan Uni Eropa. Rama menargetkan Albania bisa resmi bergabung dengan blok tersebut pada 2030.
Dengan penduduk 2,8 juta jiwa, negara Balkan ini mencoba membuktikan bahwa lompatan teknologi dapat menjadi jalan pintas menuju tata kelola modern yang lebih transparan.
Meski inovatif, langkah Albania juga menimbulkan pertanyaan. Bagaimana mekanisme pengawasan terhadap keputusan AI? Apakah legitimasi konstitusional penunjukan menteri virtual sudah cukup kuat?
Sejumlah pakar menilai, transparansi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal akuntabilitas. Pengalaman Albania akan menjadi uji coba penting bagi negara-negara lain yang sedang mencari solusi digital untuk memberantas korupsi. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.