Banjir dan Longsor Lumpuhkan Pidie Jaya, Aceh

Jembatan utama di Pidie Jaya terputus akibat derasnya arus sungai setelah hujan ekstrem selama tiga hari. Akses warga lumpuh total. Foto: Kiriman Warga.

BANDA ACEH, mulamula.idHujan lebat tanpa henti selama tiga hari, mulai Selasa (25/11/2025) hingga Kamis (27/11/2025), membawa Pidie Jaya ke titik krisis. Banjir dan longsor melanda hampir seluruh wilayah. Aktivitas warga terputus. Ekonomi lokal berhenti mendadak. Jalan-jalan utama berubah menjadi aliran lumpur.

Pada Jumat (28/11/2025), Bupati Pidie Jaya Sibral Malasyi MA merilis daftar lengkap gampong yang terdampak. Data itu memperlihatkan betapa luas skala bencana yang terjadi di daerah yang dikenal sebagai Negeri Japakeh tersebut.

Bandar Baru: 28 Gampong Terendam

Kecamatan Bandar Baru menjadi salah satu titik paling parah. Banjir berasal dari luapan tiga sungai besar, yakni Krueng Putu, Krueng Pante Raja, dan Krueng Cubo.

Baca juga: Banjir Besar Aceh: 35 Warga Meninggal, 25 Hilang, Ribuan Mengungsi

Sebanyak 28 gampong terdampak, mulai dari Cut Nyong, Baro, Dayah Nyong, Kayei Raya, hingga Baroh Cot. Rumah-rumah warga terendam. Akses transportasi terputus. Listrik di beberapa titik padam.

Material kayu dan lumpur terbawa arus deras yang meluap ke permukiman warga di Pidie Jaya, memperlihatkan kuatnya aliran banjir dari hulu. Foto: Kiriman Warga.
Panteraja: 10 Titik Banjir & Jalan Amblas

Di Kecamatan Panteraja, bencana muncul akibat meluapnya Krueng Panteraja. Banjir terjadi di sepuluh lokasi, termasuk Tu, Keude Panteraja, Hagu, Muka Blang, hingga Reudeup.

Selain genangan air, kawasan ini juga mengalami kerusakan fisik yang cukup berat:

  • Jalan amblas
  • Longsor di sejumlah badan jalan
  • Rumah warga rusak
  • Tambak dan lahan usaha ikut hancur
  • Tebing sungai runtuh di beberapa titik
Trienggadeng: 27 Gampong Dilanda Banjir

Trienggadeng menjadi kecamatan lain yang tak luput dari dampak. Krueng Beracan meluap dan membanjiri 27 gampong.

Baca juga: TNI Kerahkan Armada Besar, Kirim Bantuan Darurat ke Aceh–Sumut–Sumbar

Wilayah terdampak meliputi Sagoe, Mesjid Peuduek, Panton Raya, Tampui, Keude Trienggadeng, hingga Rawasari. Air masuk dengan cepat, memaksa banyak keluarga mengungsi sambil menunggu bantuan.

Genangan banjir merendam area permukiman dan fasilitas umum, termasuk kawasan di sekitar masjid, setelah sungai meluap di Pidie Jaya. Foto: Kiriman Warga.
Meureudu: 30 Gampong Dihantam Banjir & Longsor

Kecamatan Meureudu menjadi salah satu wilayah dengan jumlah gampong terdampak terbesar, 30 gampong.

Beberapa di antaranya termasuk Meunasah Balek, Kota Meureudu, Mesjid Tuha, Rungkom, Blang Awe, Manyang Lancok, Manyang Cut, Rhieng Blang, hingga Rhieng Mancang.

Baca juga: Sembilan Tower PLN Roboh, Listrik Aceh Terancam Lumpuh Total

Banjir di Meureudu tidak hanya merendam permukiman, tetapi juga memicu longsor di beberapa ruas jalan. Warga harus berhati-hati karena kondisi tanah yang masih labil.

Rumah-rumah warga tertutup lumpur tebal dan genangan air usai banjir besar menerjang beberapa gampong di Pidie Jaya. Foto: Kiriman Warga.
Warga Berjuang, Bantuan Terus Mengalir

Foto-foto yang dikirim warga memperlihatkan situasi di lapangan. Jalan terputus, jembatan terendam, alat berat berusaha menyingkirkan longsor, dan warga mengevakuasi barang seadanya. Kondisi ini mempertegas bahwa bencana masih berlangsung dan dampaknya terus berkembang.

Upaya penanganan sudah berjalan. Namun akses terbatas membuat distribusi bantuan tidak bisa langsung merata.

Pidie Jaya kini memasuki masa pemulihan awal. Warga masih berharap cuaca membaik agar proses evakuasi dan pembukaan akses bisa dipercepat. ***

Reporter: Muhammad Ali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *