Banjir Sumatra: 303 Warga Meninggal, 279 Hilang, 60 Ribu Mengungsi

Kondisi terkini Jembatan Kuta Blang di Bireuen, Aceh, yang putus akibat banjir besar. Ratusan warga antre menyeberang menggunakan boat nelayan dan perahu Pol Airud, Sabtu (29/11/2025).
Foto: Idris Bendung/ @Zaki Mubarak.

JAKARTA, mulamula.id – Korban jiwa akibat banjir besar yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus bertambah. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengumumkan bahwa hingga Sabtu (29/11/2025), sedikitnya 303 orang meninggal, 279 orang masih hilang, dan lebih dari 60 ribu warga terpaksa mengungsi.

Jumlah ini menjadikan bencana di Sumatra sebagai salah satu yang paling mematikan dalam satu dekade terakhir.

Sumatera Utara: Korban Terbanyak, Akses Sibolga Tetap Terputus

Sumatera Utara menjadi provinsi dengan korban tertinggi. Korban meninggal naik dari 116 menjadi 166 jiwa, sementara 143 orang masih hilang di delapan kabupaten/kota terdampak.

Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga mengalami kerusakan paling parah. Hingga hari ketiga, jalur darat belum bisa ditembus karena longsor panjang di ruas Sibolga–Padang Sidempuan dan Sibolga–Tapanuli Tengah.

Baca juga: Kenapa Banjir Sumatera Tak Berstatus Bencana Nasional?

Suharyanto menjelaskan, logistik ke Sibolga masih bergantung pada operasi udara, sementara bantuan lewat laut akan mulai didorong menggunakan KRI milik TNI AL. Jalur Tapanuli Tengah menuju Bandara Pinangsori sudah kembali terbuka, memudahkan distribusi ke pengungsi yang mencapai ribuan kepala keluarga.

Aceh: 47 Meninggal, 51 Hilang, Puluhan Ribu Mengungsi

Aceh mencatat 47 korban meninggal, 51 hilang, dan 8 luka-luka. Jumlah pengungsi melesat mencapai 48.887 kepala keluarga, tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota.

Menurut Suharyanto, sejumlah wilayah masih terisolir total, terutama Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara. Banyak ruas jalan nasional runtuh, termasuk Jembatan Meureudu dan Jembatan Samalanga yang memutus konektivitas Banda Aceh—Lhokseumawe—Aceh Timur—Aceh Tamiang.

Komunikasi perlahan membaik setelah Starlink dipasang di beberapa titik prioritas. Namun wilayah seperti Bireuen, Langsa, Lhokseumawe, dan Aceh Tamiang masih menunggu perbaikan.

Baca juga: Aceh Lumpuh: 21 Jembatan Putus, 8 Ruas Jalan Rusak Dihantam Banjir

BNPB mengirim logistik lewat udara ke Bener Meriah, Takengon, dan Aceh Tamiang. Besok pagi, kapal cepat dari Banda Aceh akan diberangkatkan untuk mempercepat suplai bantuan.

Sumatera Barat: 90 Meninggal, 85 Hilang, Enam Daerah Masih Darurat

Situasi di Sumatera Barat mulai stabil, tetapi enam kabupaten/kota masih dalam status darurat: Agam, Padang Pariaman, Solok, Kota Padang, Tanah Datar, dan Padang Panjang.

Korban meninggal mencapai 90 jiwa, sementara 85 orang masih hilang. Lonjakan terbesar berasal dari Kabupaten Agam yang melaporkan tambahan 74 korban meninggal dan 78 hilang.

Lebih dari 11 ribu warga mengungsi, sebagian besar tinggal di rumah kerabat. Sejumlah jalur provinsi dan nasional masih putus di Pegunungan Bukit Barisan, termasuk rute Padang Panjang–Sicincin dan Simpang Taman–Lubuk Sikaping.

Transportasi dan Komunikasi Jadi PR Terbesar

BNPB menegaskan bahwa dua tantangan utama saat ini adalah membuka akses darat dan menstabilkan komunikasi. Longsor beruntun, jalan sempit di bawah perbukitan, serta jembatan runtuh menyebabkan banyak alat berat tidak dapat bekerja serentak.

Untuk mengatasi keterisolasian, pemerintah menggelar operasi besar-besaran:

  • Helikopter dan pesawat Caravan untuk distribusi logistik
  • Starlink untuk komunikasi darurat
  • KRI dan kapal cepat untuk suplai bantuan lewat laut
  • Satgas gabungan TNI–Polri–Basarnas–PU membuka jalur longsor dari dua sisi
Bantuan Presiden & Buffer Stock Mulai Masuk

Bantuan langsung Presiden juga sudah tiba di tiga provinsi terdampak. Sumut menerima 33 unit Starlink dan genset, 14 unit LCR, 750 dus makanan bayi, dan 129 tenda. Sumbar mendapat 39 Starlink, 39 genset, 19 tenda, 39 LCR, dan 2.000 dus mi instan. Aceh mendapat 28 Starlink, 28 genset, 20 perahu karet, serta ratusan dus makanan.

Baca juga: BMKG Warning, Hujan Lebat Berlanjut di Aceh–Sumut–Sumbar

Buffer stock kini ditempatkan di tiga bandara, Kualanamu, Silangit, dan Pinangsori untuk Sumut; Minangkabau untuk Sumbar; serta Sultan Iskandar Muda dan Malikussaleh untuk Aceh.

“Setiap Jam Harus Lebih Baik dari Jam Sebelumnya”

BNPB memastikan operasi udara, laut, dan darat akan terus berjalan tanpa batas waktu. “Masih banyak kekurangan, tetapi setiap jam harus lebih baik dari jam sebelumnya,” kata Suharyanto.

Tanggap darurat diperkirakan berlangsung minimal satu minggu dan bisa diperpanjang sesuai kondisi lapangan. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *