Brasil Galau Soal Plastik, Dunia Bisa Kena Imbas

Saat diplomat berdebat soal masa depan plastik di markas PBB Jenewa, 13 Agustus 2025 lalu, anak-anak justru bermain di sekitar tumpukan sampah plastik di depan gedung ikonik ini. Sebuah kontras nyata dari krisis yang mereka warisi. Foto: X/ @UNEP.

BRASIL lagi jadi bahan omongan di forum global. Negara yang tahun depan bakal jadi tuan rumah COP30 itu tiba-tiba bikin langkah membingungkan di Jenewa. Dalam perundingan PBB soal polusi plastik, mereka mundur dari sikap ambisius yang sebelumnya sempat bikin banyak orang optimis.

Dari yang Berani, Jadi Ragu

Tahun lalu di Korea, Brasil sempat dukung larangan plastik sekali pakai bareng Meksiko dan Swiss. Lebih dari 100 negara sepakat. Tapi sekarang? Mereka mundur. Brasil nggak lagi mendorong pembatasan produksi plastik. Fokusnya digeser ke soal desain produk dan daur ulang, dengan catatan semua itu butuh dana.

Diplomat yang diwawancarai Climate Home bilang, sikap Brasil ini malah mirip negara produsen minyak. Padahal, kelompok itu dikenal keras menolak pembatasan produksi.

Sinyal Buruk Jelang COP30

Bagi banyak orang, langkah Brasil bukan cuma soal plastik. Ketua Delegasi Panama, Juan Carlos Monterrey, bilang sikap Brasil akan terbaca dunia sebagai sinyal awal tentang arah pembahasan di COP30 tahun depan.

Baca juga: Solusi Plastik Nggak Datang dari Atas, tapi dari Kita

Masalahnya, hampir semua plastik diproduksi dari bahan bakar fosil, penyebab utama krisis iklim. Produksinya diperkirakan bakal dobel bahkan tiga kali lipat dalam 25 tahun. Jadi, kalau Brasil nggak tegas sekarang, apa kabar masa depan bumi?

Diplomasi atau Taktik Nunda?

Negosiator utama Brasil, Maria Angélica Ikeda, sempat bilang mereka ingin perjanjian “kokoh dan signifikan”. Tapi ketika ditanya apakah itu berarti setuju batasi produksi, jawabannya nggak jelas.

Suasana perundingan PBB soal perjanjian plastik global di Jenewa. Ribuan diplomat hadir, termasuk Brasil yang masih gamang menentukan sikap. Foto: X/ @UNEP.

Lebih jauh, Brasil mengaitkan hampir semua langkah dengan ketersediaan dana. Dalam catatan resmi ke Climate Home, mereka nyindir negara maju yang dianggap ogah bantu finansial maupun teknis.

Baca juga: Mikroplastik di Tubuhmu, Diplomasi di Pundak Negara

Aktivis menilai ini seperti taktik nunda. WWF-Brasil bahkan menyebut sikap itu kontradiktif. Ngomong besar soal kepemimpinan lingkungan, tapi maunya tetap sukarela alias tanpa aturan ketat.

Efek Domino ke Negara Lain

Buat negara kayak Indonesia, sikap Brasil ini penting banget. Indonesia juga hadapi dilema sama. Plastik makin banyak diproduksi, tapi dampaknya bikin laut penuh sampah dan emisi terus naik. Kalau Brasil pilih jalan aman, negara berkembang lain bisa ikut-ikutan.

Baca juga: Mikroplastik Menyusup Lewat Sarapan, Makan Siang, dan Makan Malam

Artinya, harapan bikin aturan global yang bener-bener bisa rem polusi plastik bisa makin tipis.

Pertanyaan Besar Buat Brasil

Polusi plastik jelas bukan sekadar soal sampah di jalanan. Ini soal masa depan laut, kesehatan manusia, sampai krisis iklim. Brasil punya kesempatan emas nunjukin diri sebagai pemimpin dunia saat jadi tuan rumah COP30.

Tapi dengan sikap galau di Jenewa, dunia jadi ragu. Pertanyaannya, Brasil mau dikenal sebagai pahlawan penyelamat bumi, atau sekadar pemain yang main aman demi kepentingan industri fosil? ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *