Dibongkar Jepang, Timnas Indonesia Dihantam Realita Kelas Dunia

Timnas Indonesia. Foto: Instagram/@timnasindonesia.

OSAKA, mulamula.id Kenyataan pahit kembali menghampiri Timnas Indonesia. Di hadapan Jepang yang tampil tanpa ampun di Suita City Football Stadium, Osaka, skuad Garuda dibungkam 0-6 dalam lanjutan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Selasa (10/6/2025).

Kekalahan ini tak sekadar skor telak. Ini adalah pelajaran keras tentang level permainan Asia yang sesungguhnya.

Dominasi Total Samurai Biru

Jepang menunjukkan dominasi sejak menit awal. Mereka tidak menunggu untuk menyerang, langsung menekan, menggempur sisi kiri pertahanan Indonesia. Baru 15 menit berjalan, Daichi Kamada membuka skor lewat sundulan yang sebenarnya masih bisa dijangkau Emil Audero.

Empat menit kemudian, giliran Takefusa Kubo menari di lini belakang Indonesia dan menggandakan keunggulan. Kamada menambah satu lagi jelang turun minum, lewat sepakan chip yang lolos dari kawalan tiga pemain belakang.

Baca juga: Indonesia vs Jepang, Ujian Berat di Tanah Samurai

Indonesia mencoba bertahan, tapi Jepang terlalu lincah, terlalu cepat, dan terlalu efisien. Babak kedua menjadi ujian mental. Gol-gol tambahan datang silih berganti dari Ryoya Morishita (55’), Shuto Machino (58’), dan Mao Hosoya (80’). Audero yang tampil cukup sigap tetap harus memungut bola enam kali dari gawangnya. Sementara Garuda tak sekalipun mampu melepaskan tembakan tepat sasaran.

Foto: Instagram/@timnasindonesia.
Evaluasi Menyeluruh Jadi Kebutuhan Mendesak

Ada beberapa catatan penting dari laga ini. Pertama, lini tengah Indonesia gagal menahan tempo permainan Jepang. Kehadiran Thom Haye dan Joey Pelupessy belum mampu menjadi jangkar solid di sektor krusial.

Kedua, pergantian pemain yang dilakukan Patrick Kluivert lebih bersifat responsif terhadap cedera, bukan strategi antisipatif. Yakob Sayuri bahkan harus keluar tak lama setelah masuk menggantikan Kevin Diks.

Ketiga, Indonesia masih belum punya solusi ketika kehilangan penguasaan bola. Terlalu cepat kehilangan bola membuat tekanan Jepang terus datang bergelombang. Dan terakhir, lini pertahanan belum kompak. Koordinasi antara Jay Idzes, Mees Hilgers, dan Justin Hubner kerap terlambat membaca pergerakan lawan.

Namun, ini bukan akhir dunia. Kekalahan ini menjadi cermin dan bahan evaluasi menyeluruh. Indonesia perlu melihat laga ini bukan hanya sebagai kekalahan, tapi sebagai diagnosis menyeluruh atas kualitas, kesiapan, dan cara bertanding di level tertinggi Asia. ***

Dukung Jurnalisme Kami: https://saweria.co/PTMULAMULAMEDIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *