
DI TENGAH era digital dan moda transportasi serba cepat, empat jemaah memilih jalan sunyi dan lambat untuk menunaikan ibadah Haji: menunggang kuda dari Eropa ke Arab Saudi. Mereka bukan hanya menempuh perjalanan ribuan kilometer, tapi juga menapak tilas tradisi kuno yang hampir punah.
Tiga dari mereka adalah warga negara Spanyol—Abdelkader Harkassi, Abdallah Hernandez, dan Tariq Rodriguez. Seorang lainnya berasal dari Maroko. Mereka memulai perjalanan sejak musim gugur lalu dari selatan Spanyol. Total jarak yang mereka tempuh: lebih dari 8.000 kilometer.
Rute Bersejarah yang Sarat Makna
Berangkat dengan semangat religius dan tekad menghidupkan warisan Muslim Andalusia, para jemaah berkuda ini menelusuri rute bersejarah yang dahulu jadi tempuhan para peziarah Muslim lima abad silam. Melansir Turkiye Today, mereka sempat tiba di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, setelah melewati Prancis, Italia, Slovenia, dan Kroasia.
Jalur berikutnya membawa mereka ke Kosovo, Makedonia Utara, Bulgaria, dan Türkiye, sebelum akhirnya mencapai Tanah Suci di Mekkah.

Tak sembarangan, perjalanan ini dipersiapkan matang. Mereka menjalani pelatihan intensif selama tiga tahun di Spanyol dan Portugal—menempuh ratusan kilometer untuk membangun daya tahan fisik dan mental. Kuda-kuda Arab yang mereka tunggangi pun dipilih khusus karena dikenal tahan banting dan berstamina tinggi.
Sambutan Hangat di Perbatasan Arab Saudi
Rasa letih tidak menyurutkan tekad mereka. Video yang dibagikan luas di media sosial memperlihatkan keempat jemaah tersebut menunggang kuda di tengah medan berat dengan semangat yang menyala. Di beberapa negara yang mereka lalui, warga lokal pun turut memberikan dukungan moril maupun logistik.
Baca juga: Masjidil Haram Bebas Crane Setelah 15 Tahun Perluasan
Puncak dari perjalanan ini terjadi saat mereka tiba di perbatasan Al Hadithah, wilayah utara Al Qurayyat, Arab Saudi. Sebagaimana lansiran Gulfnews, mereka disambut dengan hangat oleh petugas dan warga setempat. Kepala pusat Al Hadithah, Mamdouh Al Mutairi, memuji kedatangan mereka sebagai simbol ketekunan spiritual. “Ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perwujudan dari sebuah pengabdian mendalam,” ujarnya.

Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah Saudi menyediakan layanan lengkap di pos perbatasan, termasuk pemeriksaan medis, minuman segar, hingga panduan pelaksanaan haji. Tak hanya itu, Asosiasi Pengembangan Al Hadithah menggelar sambutan kecil dengan membagikan bunga dan paket keramahan kepada para penunggang kuda.
Menghidupkan Semangat Ziarah Tradisional
Kehadiran mereka bertepatan dengan gelombang awal jemaah dari berbagai negara yang tiba melalui darat, laut, dan udara. Di Bandara Internasional Raja Abdulaziz, Jeddah, suasana penerimaan serupa juga tampak.
Baca juga: Bangunan Termahal di Dunia (1): Masjidil Haram, Keagungan Tak Tertandingi
Bagi tim penunggang kuda ini, perjalanan mereka bukan sekadar menunaikan rukun Islam kelima, melainkan juga sebuah misi budaya. Mereka ingin menghidupkan kembali semangat ziarah tradisional Muslim Andalusia yang nyaris lenyap pasca Reconquista. Dengan tekad dan keteguhan, mereka membawa pesan bahwa spiritualitas dan sejarah bisa saling menguatkan. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.