Energi Hijau Siap, 15 Investor Taiwan Relokasi Pabrik ke Indonesia

Pabrik tekstil modern yang menggunakan teknologi ramah lingkungan dan energi hijau. Foto: Ilustrasi/ Rajesh Kumar Verma/ Pexels.

15 INVESTOR tekstil asal Taiwan menyatakan minatnya untuk memindahkan pabrik mereka ke Indonesia, namun ada syarat utama yang harus terpenuhi: ketersediaan energi hijau.

Di tengah meningkatnya tuntutan global akan praktik bisnis berkelanjutan, para investor ini hanya akan berinvestasi jika Indonesia mampu menyediakan sumber energi ramah lingkungan yang dapat mendukung operasional industri tekstil premium mereka.

Tuntutan Energi Hijau dalam Industri Tekstil Modern

Dalam pertemuan terbaru dengan para pemangku kepentingan di Jakarta, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, “Kami mengerti bahwa kebutuhan energi hijau adalah salah satu syarat utama bagi para investor. Mereka sangat peduli dengan isu keberlanjutan dalam industri mereka.”

Industri tekstil global kini semakin terpacu untuk mengikuti standar keberlanjutan. Terutama, dengan meningkatnya perhatian terhadap isu ESG (Environmental, Social, and Governance). Para investor ingin memastikan bahwa sumber energi yang mereka gunakan di Indonesia akan mencerminkan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.

Baca juga: Teknologi Dunia Menuntut Listrik Hijau dari Indonesia

Indonesia memiliki potensi untuk memenuhi tuntutan ini dengan sumber energi ramah lingkungan seperti gas, tenaga air, dan solar floating, terutama di wilayah Jawa Barat.

Airlangga menambahkan, “Ketersediaan energi terbarukan tidak hanya akan mendukung agenda hijau nasional. Tetapi, juga menarik investasi strategis dari perusahaan yang berorientasi keberlanjutan.”

Tantangan Kemudahan Akses Lahan

Selain tuntutan energi hijau, kemudahan akses lahan menjadi perhatian lain bagi calon investor. Proses perizinan lahan di luar kawasan industri kerap memerlukan waktu yang panjang. Mulai dari pematangan lahan hingga persetujuan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).

Baca juga: Indonesia, Raksasa Panas Bumi Dunia yang Belum Terbangun

Menko Perekonomian menyatakan, “Kami mendorong investor untuk mempertimbangkan kawasan industri yang telah lengkap dengan infrastruktur dasar dan perizinan yang lebih sederhana. Ini akan mempercepat realisasi relokasi pabrik-pabrik tekstil.”

Harga Gas dan Kebutuhan Biaya Operasional yang Kompetitif

Sebagai salah satu bahan bakar utama dalam operasional industri, harga gas yang bersaing menjadi bagian penting dari pertimbangan investasi. Para pengusaha asal Taiwan mengutarakan harapan agar harga gas di Indonesia lebih kompetitif dari negara-negara pesaing.

Baca juga: Indonesia Perlu Merangkul Energi Terbarukan demi Investor Global

Airlangga mengonfirmasi, “Kami sedang berupaya untuk memastikan harga gas tetap kompetitif. Tingginya biaya gas dapat mempengaruhi margin keuntungan mereka, sehingga perlunya peninjauan lebih lanjut oleh pemerintah.”

Keuntungan Pasar Melalui Perjanjian Dagang Internasional

Poin terakhir para invezstor Taiwan adalah keinginan untuk mempercepat penyelesaian perjanjian dagang seperti IUE-CEPA dan CPTPP. Vietnam, sebagai salah satu pesaing utama Indonesia, telah mendapatkan keuntungan dari perjanjian dagang dengan Uni Eropa dan negara-negara Pasifik. Itu memberikan akses pasar lebih luas dan tarif preferensial.

Baca juga: Jalan Panjang Indonesia Menuju Energi Hijau

Airlangga menambahkan, “Jika Indonesia dapat mengamankan perjanjian serupa, itu akan semakin memperkuat daya saing kami dalam menarik investor global, terutama dari sektor tekstil.” ***

Artikel ini merupakan hasil kolaborasi antara Mulamula.id dan SustainReview.id, menghadirkan wawasan mendalam seputar isu keberlanjutan dan transformasi hijau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *